JAKARTA, Berita HUKUM - Dr. Rizal Ramli (RR) yang dua kali pernah menjabat Menteri Koordinator (Menko) di pemerintahaan Republik Indonesia, saat menghadiri acara deklarasi Rumah Amanah Rakyat di Jl. Cut Nyak Dien, Menteng, Jakarta, mengutarakan kekhawatirannya di Indonesia yang seakan hampir mirip dan jangan sampai kondisinya menyerupai yang pernah terjadi dialami di negara Jerman, yang notabene bisa dikalahkan oleh tokoh otoriter yang dikenal dengan Hitler di masa perang dingin ketika itu.
"Memang patut diakui bangsa Jerman sangat cerdas sekali, rasional, sangat lemah lembut karena senang musik, Tokoh seperti beeth, beethoven berasal dari jerman. Bangsa yang dikenal mengerti filsafat, bahkan 80% ahli filsafat datang dari Jerman, seperti Karl marx, sangat mengerti religius dan beragama. Kok bisa dikalahkan sama seorang kopral bernama Hitler dan membawa Jerman ke arah kehancuran di masa itu?," ujar RR, mengingatkan tetamu dan para tokoh yang hadir saat menyampaikan pandangannya di acara itu, Rabu (24/8) siang.
Karena, menurut Rizal Ramli, yang dikenal selaku mantan tokoh pergerakan mahasiswa dan ahli ekonomi serta politisi senior Indonesia ini menjelaskan, kalau yang beragama, cerdas, berbudi baik itu tapi tidak berani menyatakan Kebenaran. "Itulah kenapa bisa dikalahkan sama seorang kopral bernama Hitler. Ini bahkan seakan-akan bila diperhatikan ini bangsa kita hampir mirip dengan itu juga. Karena kerajinannya, kebaikannya, berbudi, akhirnya dikuasai oleh orang-orang yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diperjuangkan ini, Itu karena kita tidak berani menyatakan Kebenaran ini," ungkapnya, mempertegas.
Memang, bila menyadari kondisi saat ini, RR pun memberikan pandangan kalau memang bermaksud untuk membela rakyat kecil, harus diajarkan berani, cara menyatakan pendapat. "Memang ada resikonya, tidak mungkin merubah itu tanpa kita tidak menjelaskan, mana hal-hal yang perlu di 'Kepret' kan.. katanya Revolusi Mental?," tuturnya, lebih lanjut yang penuh tanda tanya.
"Kita menginginkan pemimpin yang bersih, bagus dan tidak hanya berisi janji doang. Apa yang kita miliki agar bangsa kita lebih baik. Memang ada pemimpin yang bersih ke bawah, bahkan sampai pegawai kecil saja disikat, birokrat disikat kebawah. Eh, malahan terakhir 'bermain' sama pengembang, menggunakan duit besar dengan menggunakan pendekatan kooperatif. Pemimpin seperti itu tentunya memiliki 'double personality'," celetuknya lagi, menimpali seraya mengkritisi.
Rizal pun mengutarakan, memang bila diibaratkan dengan cara dan upaya yang dilakukan sewaktu di masa Orde Baru. zamannya rezim Soeharto, yang mana ketika dimasa itu mengumpulkan uang dengan cara kumpulkan para taipan-taipan. Tujuan awalnya bagus. "Ada perbaikan, pembangunan dan macam-macam. Namun kemudian, masuk ke yayasan kakap. Untuk menjalankan operasi produktif untuk menjalankannya, nampak menyusuri sebagian bagus, sebagian lagi gusuran. Ini malahan yang diperhatikan, terakhir menggunakan aparat. Ini Bozznya siapa???," tanya Rizal Ramli, saat menyampaikan pandangannya di hadapan para hadirin dan tokoh masyarakat.
"Pengembang!!," terdengar sorak sorai dari para warga yang hadir saat itu.
Usai memberikan sambutan, tak lama kemudian RR merupakan tokoh nasional Indonesia yang dikenal berani dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada Kabinet Kerja yang telah menunjukan kepiawaian kinerjanya, dengan menekan permasalahan Dwelling Time (masa tunggu bongkar muat) Pelabuhan Tanjung Priok, dan terakhir mengupayakan moratorium guna menghentikan proyek reklamasi pantai utara Jakarta itupun pamit dan beranjak meninggalkan lokasi acara deklarasi Rumah Amanah Rakyat.
Sementara, Rumah Amanah Rakyat dipimpin oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso, acara deklarasi dengan dimulai dan ditandai dengan pemotongan tumpeng dilakukan oleh Lili Wahid. Nampak dari pantauan pewarta BeritaHUKUM.com di lokasi acara prosesi peresmian sejumlah puluhan aktivis, politisi, tokoh masyarakat, Ormas Pemuda Panca Marga, Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS), Laskar Peta, mantan Menteri, bahkan juga bakal calon Gubernur DKI Jakarta juga menghadiri acara tersebut, seperti; Djoko Santoso mantan Panglima TNI, Lili Wahid, Irjen Pol (Purn) Taufiequrachman Ruki mantan Ketua KPK RI, Mayjend TNI (Purn) Prijanto mantan Wagub DKI Jakarta, Heppy Trenggono, M. Hatta Taliwang, Eki Pitung salah satu ketua Bamus Betawi, Djoko Edhi Abdurahman mantan anggota DPR RI komisi III, Lieus Sungkarisma, Ratna Sarumpaet, Dr. Rizal Ramli, Haji Lulung Lunggana dan Prof. Dr Yusril Ihza Mahendra, bahkan nampak pula hadir perwakilan warga masyarakat DKI Jakarta korban penggusuran, baik yang dari Kampung Pulo, Kampung Aquarium Pasar Ikan, dan Kalijodoh, dll.(bh/mnd) |