JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah tanpa legitimasi lagi. Atas dasar ini, SBY diminta mengundurkan diri secepatnya. Jika tidak segera dilakukan, SBY bakal menjadi presiden pertama Indonesia yang akan menghadapi pengadilan rakyat.
"Saya hanya ingin mengulang beberapa ucapan saya sebelumnya: Kami minta SBY-Boediono mundur secara baik-baik," kata mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli dalam acara peluncuran buku Pilpres (Presiden) Abal-Abal Republik Amburadul di gedung DPD RI, Jakarta, Selasa (25/10).
Peluncuran buku ini dihadiri sejumlah tokoh, yakni Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi, Laksana TNI (Purn) Mulyo Wibisono, Adhie Massardi, Rieke Dyah Pitaloka, Effendi Choirie dan Fuad Bawazir. Buku ini berisi kumpulan tulisan yang mengkritisi pemerintahan SBY-Boediono itu, antara lain memuat tulisan Bambang Soesatyo, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto, dan Mayjen TNI (Purn) Murwanto.
Menurut Rizal, pemerintahan SBY telah terlalu banyak menyembunyikan masalah. Masalah itu antara lain seperti Bank Century, kasus IT KPU, kasus Antasari Azhar serta kecurangan Pemilu. Di bawah SBY, Indonesia menjadi demokrasi kriminal. "Sudahlah presiden berhenti baik-baik. Jika tidak, Presiden SBY akan jadi presiden pertama yang diadili di pengadilan terbuka," ujar Rizal.
Sedangkan mantan Menkeu Fuad Bawazier menilai, Presiden SBY dan Wapres Boediono sudah desorientasi dan delegitimasi dalam memimpin negeri ini. Setidaknya, ada lima ciri untuk menguatkan premis tersebut.
Ciri-ciri tersebut, kata dia, antara lain para aktivis menggelar unjuk rasa di berbagai daerah sebagai pertanda Presiden dan Wapres sudah kehilangan legitimasi. Sedangkan kedua, tokoh lintas agama sudah tidak percaya dengan merilis kebohongan. Ketiga, media mengarah kepada ketidakpuasan kinerja pemerintah.
Sementara ciri keempat, orang-orang yang selama ini diam, baik di desa maupun di kota sudah mulai bicara dan berkeluh-kesah dengan keadaan saat ini, dan kelima hasil penelitian ilmiah menunjukan kepuasan terhadap SBY-Boediono menurun. “Kami melihat korupsi terbesar di zaman SBY dan pemimpin ini sudah kehilangan orientasi," ujar Fuad.(dbs/rob)
|