Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Unjuk Rasa
Robert Amsterdam: Suthep Pemimpin Taliban Thailand
Monday 07 Apr 2014 15:16:05
 

 
LONDON, Berita HUKUM - Menindaklanjuti pernyataan dari pengacara internasional asal Kanada, Robert Amsterdam, kemarin, yang ditujukan kepada para demonstran kaos merah di Bangkok, mantan anggota Partai Demokrat dan pemimpin pengunjuk rasa anti pemerintah, Suthep Thaugsuban, meresponnya dengan cukup keras.

"Dia bukanlah siapa-siapa bagi Thailand, tak lebih dari orang asing, jadi kenapa dia ikut campur permasalahan politik Thailand?" ujar Suthep yang berulang-ulang menyebut Bapak Amsterdam sebagai "anak haram" karena menyatakan kalau para anggota jaringan anti demokrasi sudah seharusnya diberikan sanksi internasional. "Mereka (pemerintah Thailand dan Partai Demokrat) ingin meyakinkan dunia untuk berpihak pada mereka dan memaksa kami untuk menerima opini masyarakat internasional. Tapi, apa yang masyarakat internasional tahu tentang Thailand?"

Menanggapi pernyataan Suthep, Bapak Amsterdam berkomentar:

"Sangat disayangkan kelanjutan dialog Komite Reformasi Demokratis Rakyat (PDRC) jadinya malah seperti ini. Di bawah kepemimpinan Suthep, PDRC telah menebar ancaman dan bahkan menyerang para pemilih, jadi tidak ada bedanya seperti apa yang dilakukan oleh Taliban di Afghanistan. Dengan embel-embel "reformasi", tangan gurita Partai Demokrat yang terdiri dari anggota dewan, hakim, dan birokrat berkonspirasi untuk mencabut jutaan hak suara rakyat Thailand."

"Sangat jelas kalau Suthep kini tengah "panas dingin" dengan kabar kalau Uni Antar Parlemen (IPU) tengah menyelidiki dugaan campur tangan Komisi Anti Korupsi Nasional (NACC) terkait skandal parlementer dengan menginvestigasi 308 anggota dewan dan sejumlah mantan anggota dewan atas pemberian izin pelaksanaan amandemen konstitusional. Komunitas internasional harus terus memperingati jajaran elite anti pemerintah Thailand bahwa tidak akan ada lagi toleransi terhadap kudeta yudisial."

Robert Amsterdam bertindak sebagai kuasa hukum internasional untuk Front Persatuan Nasional Demokrasi Melawan Kediktatoran (UDD) Thailand. (bhc/pjminews/ant)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2