JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Terdakwa perkara dugaan suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games 2011, Mindo Rosalina Manullang alias Rosa Manulang bersikukuh tak bersalah melakukan kejahatan korupsi. Alasannya, ia hanya menjalankan perintah dari atasannya sekaligus pemilik PT Anak Negeri, M Nazaruddin.
Sikap terdakwa Rosa yang bersikukuh tak bersalah itu, disampaikannya saat membacakan nota keberatan (pledoi) dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (14/9). Menurut dia dalam pledoinya sendiri, dirinya tidak tahu menahu soal suap tersebut. Ia hanya menjalankan perintah M Nazaruddin untuk menyerahkan uang kepada sejumlah orang.
Terdakwa Rosa mengaku tak pernah menerima sepeser pun dari keloyalannya menjalankan perintah atasan. "Saya karyawan biasa yang hanya menerima gaji. Saya tidak pernah menerima jatah dari hasil proyek," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Mantan Manajer Marketing PT Anak Negeri itu memang tak dapat menyembunyikan kesedihannya itu, saat membacakan nota pembelaannya tersebut. Tuntutan empat tahun penjara yang disampaikan JPU Agus Salim dalam persidangan sebelumnya, membuat dia sangat sedih. Ia pun tak membayangkan tugansya melaksanakan perintah atasan berujung bui seperti ini.
Rosa pun sempat terisak-isak, ketika menyatakan dirinya selama di tahanan tidak bertemu dengan dua buah hatinya yang masih membutuhkan kasih sayangnya dari orang tua. "Saya mempunyai dua anak yang masih kecil, masih membutuhkan kasih sayang dari saya. Tapi sudah tiga bulan saya tidak bisa bertemu dengannya sejak ditangkap KPK," kata Rosa sambil terisak. \
Terdakwa dugaan penyuapan terhadap Semenpora Wafid Muharram ini pun ingin hukuman terhadapnya dijatuhkan seringan-ringannya. "Saya memohon majelis hakim menjatuhkan hukuman seringan-ringannya dan seadil-adilnya bagi saya dan anak-anak saya," harap Rosa.
Pengakuan ini menggugah nurani ketua majelis hakim Suwedya. Ia yang yang memimpin pemeriksaan terhadap terdakwa Rosa itu, meminta JPU dan penasihat hukum untuk memperhatikan keluhan ini. Suwedya pun meminta Rosa tetap tenang dan tidak terlalu memikirkan perihal tersebut, agar tidak semakin membebani pikirannya.
Sementara penasihat hukum terdakwa Rosa, Djufri Taufik menyampaikan hal senada dengan keinginan kliennya. Rosa hanya menjalankan perintah dari Nazaruddin tanpa tahu apa yang dikerjakannya itu akan membawanya terjerat hukum. "Rosa hanya karyawan biasa yang tidak bisa memutuskan. Rosa hanya menjalankan perintah dari M Nazaruddin sebagai pemilik perusahaan. Utnuk itu, kami mohon majelis menghukum seringan-ringannya," tandasnya.(tnc/spr)
|