JAKARTA, Berita HUKUM - Usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap I September 2015 kemarin, respons pasar keuangan dalam negeri tidak begitu menyambutnya dengan baik.
Hal ini dapat dilihat masih melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp14.300 per USD, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun rontok 34,62 poin atau 0,8 persen di 4.312,66.
Untuk itu, secara mendadak Jokowi memanggil Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution. Pertemuan ini berlangsung singkat sekira satu jam. Usai pemanggilan dirinya, Darmin irit berbicara.
"Ya ndak, bapak (Jokowi) mau nanya rencana setelah ini apa, setelah paket kebijakan ekonomi (diumumkan)," singkat Darmin di Istana Negara, Jakarta, Kamis (10/9).
Darmin mengaku dipanggil sendirian oleh Jokowi. Sedangkan, pemanggilan Menteri BUMN Rini Soemarno dilakukan terlebih dahulu sebelum Darmin.
"Iya saya saja," singkatnya sambil berlalu ke mobil dinasnya.
Sementara, Rupiah dan won Korea Selatan memimpin jatuhnya mata uang Asia, Kamis (10/9). Imbas dari kekhawatiran perlambatan ekonomi China dan prospek kenaikan suku bunga The Fed.
Ringgit Malaysia dan rupiah sama-sama jatuh ke level terendah sejak 1998 dipicu merosot pasar saham global menjelang 16-17 September pertemuan Fed. Baht Thailand merosot ke level terendah sejak Maret 2009.(rzy/okezone/ktn/bh/sya) |