MOSKOW (BeritaHUKUM.com) – Rusia memperingatkan Israel bahwa serangan militer terhadap Iran akan menjadi kesalahan fatal yang bisa menggiring dunia ke arah konflik panjang dengan korban rakyat sipil.
"Serangan militer adalah kesalahan serius dengan konsekuensi yang tak bisa diprediksi. Intervensi militer hanya akan menghasilkan korban jiwa dan penderitaan manusia,” kata Menlu Rusia Sergei Lavrov menanggapi pernyataan Presiden Israel Shimon Peres soal serangan militer terhadap Iran.
Masalah nuklir Iran, lanjut Lavrov, seperti dikutip situs BBC, Senin (7/11), tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan kekuatan militer. Seharusnya ada cara lain untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran, selain intervensi militer tersebut.
Rusia juga meminta Iran untuk meningkatkan transparansi terkait program nuklirnya. Namun, Rusia juga mencoba melindungi sekutunya itu dari sanksi internasional dan ancaman perang.
Lavrov menambahkan salah satu contoh kampanye militer yang gagal adalah yang dilakukan NATO di Afghanistan. "Penggunakan kekuatan militer hanya bisa dilakukan untuk mempertahankan diri dari serangan dan mendapatkan mandat Dewan Keamanan PBB," tegas dia.
Sebelumnya, Presiden Israel Shimon Peres menyatakan bahwa serangan militer ke Iran sangat mungkin dilakukan. Pernyataan ini dikeluarkan Peres beberapa hari menjelang laporan tim pemeriksa PBB soal program nuklir Iran.
Sebelumnya, surat kabar Haaretz melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak mencari dukungan kabinet untuk menyerang Iran. Negara Teluk Persia itu dianggap oleh Israel dan Barat sedang mengembangkan persenjataan nuklir.
Badan Urusan Nuklir Dunia (IAEA) juga memfokuskan perhatiannya pada usaha Iran memproduksi uranium dan plutonium yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik maupun pembangunan persenjataan nuklir.
Namun, laporan terbaru ini nampaknya akan fokus pada upaya Iran memasang material radioaktif pada hulu ledak dan membangun peluru kendali untuk membawa hulu ledak nuklir itu.(bbc/sya)
|