JAKARTA, Berita HUKUM - Belakangan ini marak terjadi kejahatan pelecehan seksual. Banyak tragedi pelecehan bahkan melibatkan orang-orang yang tidak terduga selama ini. Seperti artis top Syaiful Jamil yang baru-baru ini diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur. Belum lama artis ini heboh jadi bahan perbincangan. Kini di sebuah Rumah Susun (Rusun) Marunda Cilincing Jakarta Utara, ditengarai juga banyak korban anak-akibat akibat tindakan pelecehan seksual.
Sejauh ini sudah 4 (empat) anak menjadi korban tindak pelecehan seksual yang diduga kuat dilakukan oleh penghuni rusun. Atas peristiwa itu pemerintah diminta untuk serius menjaga dan mengawasi anak.
"Rusun Marunda ternyata rawan terhadap tindak pidana pelecehan seksual terhadap anak. Kami sudah menemukan ada empat anak yang menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh penghunia rusun," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Aksi Perempuan Indonesia (API) Kartini, Minaria Christin Natalia, saat memberikan pendampingan dan pemahaman kepada para penghuni dan warga Rusun Marunda, Kamis (25/2).
Itu sebabnya kata dia, warga Rusun Marunda harus diberi pemahaman soal bahaya tindak kekerasan terhadap anak. Jangan sampai ada anak-anak penghuni rusun yang akan kembali menjadi korban.
"Tindakan yang dilakukan terhadap anak, biasanya dilakukan oleh orang terdekat. Itu sebabnya para orang tua jangan lengah. Sebab anak-anak di rusun rentan terhadap pelecehan seksual," ujarnya.
Pihaknya terus mendorong aparat Kepolisian untuk bertindak tegas terhadap pelaku tindak kekerasan terhadap anak.
"Kami juga meminta kepada pemerintah setempat untuk serius menjaga dan melindungi anak, terutama yang ada di rusun. Jangan sampai kasus yang sudah menimpa empat anak terulang lagi," tegasnya.
Menyikapi pemberitaan media masa menyangkut pelecehan seksual yang tengah marak belakangan ini, Erni Rahmawati S.Psi, Psikolog, ketika ditemui di ruang kerjanya mengungkapkan, ada begitu banyak kasus pelecehan atau kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak yang tidak terpublikasikan.
"Para pelaku kejahatan seksual pada anak-anak bisa tidak terdeteksi oleh masyarakat, karena mereka bergaul dan bersosialisasi layaknya orang normal pada umumnya. Sebagai orang tua yang peduli, sebenarnya ada banyak cara yang orang tua bisa lakukan untuk melindungi buah hati mereka agar tidak menjadi korban para pelaku melakukan aksi kejahatannya," ungkapnya.
Menurutnya, kejahatan seksual dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Khususnya pada anak-anak, kejahatan seksual umumnya dilakukan oleh para remaja atau orang dewasa yang mengidap suatu kelainan seks yang biasa disebut dengan pedofilia.
Hingga detik ini, sebutnya, anak-anak masih menjadi kelompok yang paling rentan mendapatkan kekerasan seksual. Tidak hanya di dalam rumah yang seharusnya menjadi tempat teraman bagi mereka, tapi juga di sekolah dan masyarakat lingkungan sekitarnya. Para pelakunya pun beragam mulai dari orang terdekat hingga orang asing yang tak dikenal.(bh/san) |