JAKARTA, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku hari Kamis (21/8) ini menerima sejumlah pesan yang bernada negatif. Pesan negatif itu berbunyi "SBY dan Partai Demokrat (PD) jangan ngrecoki Jokowi".
Artinya, SBY jangan mengganggu atau mengatur-atur Joko Widodo (Jokowi), yang hari Kamis (21/8) ini sah menjadi terpilih setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terhadap penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Melalui akun twitternya @SBYudhoyono yang diunggahnya Kamis (21/8) malam, Presiden SBY mengaku mengetahui jika pesan negatif itu juga beredar di sejumlah kalangan.
"Saya tidak paham apa yang dimaksud dengan "ngrecoki" itu. �Tidak ada niat dan pikiran sedikit pun untuk mengganggu Pak Jokowi,� tegas SBY melalui akun twitternya itu.
Presiden SBY mengingatkan, bahwa sewaktu menyampaikan Pidato Kenegaraan, 15 Agustus lalu, ia sudah mengatakan secara moral wajib membantu Presiden Baru.
�Saya dengan senang hati membantu jika memang dikehendaki. Jadi terserah kepada Presiden Baru. Tidak ada pikiran buruk dari saya,� kata SBY.
Menurut SBY, ketika ia menyampaikan niat ingin ikut menyukseskan transisi antara dirinya dengan Presiden Terpilih itu juga niat baik dirinya agar ketika dilantik jauh lebih siap.
Namun ternyata, kata Presiden SBY, ada yang tidak menghendaki hal-hal baik itu terjadi. �Tentu saya harus menghormati. Naluri politik saya jadi bekerja,� tutur SBY.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kemerdekaan RI Tahun 2014, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8) pagi, Presiden SBY berjanji untuk membantu siapapun yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia tahun 2014 � 2019, jika hal itu dikehendaki.
�Ini adalah kewajiban moral saya sebagai mantan Presiden nantinya, dan sebagai warga negara yang ingin terus berbakti kepada negaranya,� kata Presiden SBY ketika itu.
Dalam kesempatan itu, SBY mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih yang nanti disahkan oleh Mahkamah Konstitusi. �Tahun depan, Presiden kita yang baru akan memberikan pidato kenegaraannya di mimbar ini. Saya mengajak segenap bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama mendengarkannya, dan mendukung beliau untuk kebaikan dan kemajuan negeri ini,� pesan SBY.
Menurut SBY, ia juga mempunyai mimpi dan harapan yang indah, yaitu terbangunnya budaya politik yang luhur, dimana para pemimpin Indonesia saling bahu membahu, saling membantu, dan saling mengingatkan demi masa depan Indonesia.
�Saya yakin itulah yang didambakan oleh rakyat Indonesia, dan itulah yang harus kita berikan dengan ikhlas kepada mereka,� tutur SBY ketika itu yang disambut dengan tepuk tangan peserta sidang bersama DPR RI dan DPD RI.
Jadi Penyeimbang
Selaku Ketua Umum PD, SBY menduga pesan bernada negatif yang memintanya jangan �ngrecoki� Jokowi itu karena ada yang menganggap ia dan Partai Demokrat menginginkan posisi politik tertentu jika Jokowi menjadi Presiden 5 tahun mendatang.
�Dengan tegas saya katakan tidak ada niat dan ambisi seperti itu. PD akan independen dan menjadi penyeimbang. Kami tidak haus kekuasaan,� tegas SBY.
Menurut SBY, selama lima tahun mendatang PD akan berbenah dan membangun diri, serta lebih menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat.
Diakui SBY, sejumlah kader PD dilobi untuk bergabung ke kubu politik tertentu.� Kami katakan tidak. Jadi tidak ada istilah ngrecoki. Jangan dibalik,� tegas SBY.(ES/setkab/bhc/sya) |