RIAU, Berita HUKUM - Riau kembali dibungkus asap. Kabut yang berasal dari aktivitas pembakaran lahan dan hutan menyelimuti kota bertuah Pekanbaru, Riau pada hari Minggu pagi 25 Agustus 2013. Riuh debat kandidat calon Gubernur Riau masih tergiang jelas di benak saya dan teman-teman volunteer Greenpeace lainnya. Lima tahun kedepan masa depan lingkungan dan nasib masyarakat Riau akan ditentukan oleh mereka yang berdebat dan saling unjuk suara beberapa hari lalu di TV.
Sejumlah baliho bertebaran di setiap ujung kota Riau. Spanduk dan umbul-umbul warna-warni menghiasi pusat kota khususnya Pekanbaru. Beragam janji diumbar tanpa henti dalam harapan mendapatkan simpati masyarakat Riau.
Tapi dari antara lima pasang calon Gubernur Riau ini adakah yang benar-benar memiliki komitmen kuat serta memiliki program yang terukur untuk pengelolaan hutan serta lingkungan Riau yang berkelanjutan?
Bersama Jikalahari dan Walhi Riau, dua LSM lingkungan utama di Riau kami melakukan kampanye “Vote for Forest”. Di tengah lahan gambut kaya karbon yang terbakar di kabupaten Palalawan, kami membentangkan spanduk besar dengan tulisan “Siapa yang Peduli?” dengan latar belakang lima wajah calon gubernur Riau.
Berapa hutan alam Riau yang tersisa saat ini? Dalam kurun waktu lima tahun sejak tahun 2009 tutupan hutan Riau berkurang hingga 180.000 (ha) setiap tahunnya, bahkan di saat moratorium hutan sudah di jalankan. Kerusakan hutan ini baik langsung maupun tidak langsung adalah tanggung jawab seluruh pemimpin di Riau dari tingkat pusat hingga daerah. Kita tidak lagi perlu berdebat tentang siapa yang bersalah. Namun kita menunggu kebijakan dan tindakan nyata untuk menyelamatkan apa yang tersisa.
Tidak hanya berhenti pada bentangan spanduk saja, kami juga mengumpulkan pendapat dan harapan masyarakat terhadap para calon Gubernur pada tanggal 25 Agustus 2013 yang lalu. Lebih dari 500 harapan terkumpul saat ini, ysnh dibentuk menjadi sebuah “Pohon harapan“ dan selanjutnya akan kami serahkan kepada calon Gubernur yang terpilih nanti. Sebagai bentuk aksi nyata, kami juga membagikan masker kepada masyarakat dan siswa sekolah.
Kami akan mengumpulkan lebih banyak lagi pendapat masyarakat minggu ini. Beberapa harapan yang mereka serukan diantaranya:
“Bapak gubernur, saya berharap hutan kita masih bisa kita diwariskan kepada anak cucu” – Shaquille
“Harapan saya buat Bapak Gubernur agar jangan karena Janji investor perkebunan, warisan untuk anak cucu kita dikorbankan” – Fauzan (30 Tahun)
“Saya berharap hutan di Riau/Indonesia Jangan ditebang/dibakar lagi, kasihan paru-paru dunia” – Eli
Tidak saja mengumpulkan harapan, kami juga bertemu dengan para calon Gubernur untuk mengejar komitmen mereka dan merekamnya, sebagai bukti yang nantinya akan kami nantikan realisasinya selama masa jabatannya.
Hutan Riau kiritis dan membutuhkan pemimpin yang mampu serta memiliki kepedulian dan aksi nyata untuk melindungi hutan yang tersisa dan masyarakat yang bergantung padanya. Nasib masyarakat dan hutan Riau bergantung pada pemimpin baru nanti. Kesehatan, Pendidikan dan kesejahteraan masyakarat sudah seharusnya di kedepankan saat hari pertama mereka berucap janji menjadi pemimpin. Dan tidak bersuka ria dan mencari uang pengembalian dana kampanye ke perusahaan perusak hutan.
Kami berharap masyarakat Riau menjadi pemilih yang cerdas dan bijaksana untuk masa depan mereka. Pilih hutan untuk masa depan.(gpc/bhc/sya) |