JAKARTA, Berita HUKUM - Nonton bareng Film Sang Kiai yang diadakan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (PP GP) Anshor berjalan sukses. Lebih dari 50 orang Wartawan media cetak dan elektronik ikut serta dalam acara nonton bareng film dengan latar belakang sejarah tersebut.
"Para pejuang kemerdekaan memang berkontribusi nyata pada kemerdekaan Indonesia," kata Yenny Wahid, anak mendiang Gus Dur, cicit dari tokoh utama film Sang Kiai tersebut, yaitu founding father Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari yang juga pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.
Menurut Yenny, film tersebut menyampaikan pesan bahwa patriotisme adalah bagian dari kehidupan spiritual bangsa. "Membela bangsa dan negara itu adalah salah satu perwujudan dari kita menjalankan perintah Tuhan," ujar Yenny kepada Wartawan, Kamis (6/6) di Plaza Senayan, Jakarta.
Dijelaskannya bahwa semua warga negara Indonesia memiliki kewajiban membela tanah air tumpah darah ini sekuat dan semaksimal, dalam artian segala daya dan upaya harus dikerahkan.
Seperti dikisahkan dalam film tersebut, dimana perjuangan para santri di Tebu Ireng dan berbagai wilayah lain di Indonesia, ikut berjuang, hingga resiko nyawa melayang pun adalah hal yang biasa dalam membela negara.
Dengan sedikit alur kisah cinta ala santri, serta saling memahami dalam membina rumah tangga, sekalipun pada masa-masa sulit, film ini menjadi sangat luar biasa dahsyat menariknya.
Selain itu pemilihan tokoh-tokoh antagonis pada pasukan maupun para perwira Jepang, mampu mengaduk-aduk emosi para penonton, seperti pada saat seorang santri tewas ditembak kepalanya oleh tentara Jepang, dan pada saat seorang Kiai pemberontak di pancung di Ancol.(bhc/mdb) |