Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Arab Saudi
Saudi: Alasan OPEC+ Kurangi Produksi Minyak karena Ekonomi
2022-10-16 23:50:19
 

 
ARAB SAUDI, Berita HUKUM - Riyadh menolak tuduhan bahwa pihaknya mendukung Moskow di tengah keberatan Washington terhadap pengurangan produksi minyak. Rusia, yang juga anggota OPEC+, disebut akan diuntungkan dari kenaikan harga minyak.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan pada hari Kamis (13/10) bahwa keputusan OPEC+ untuk mengurangi produksi minyak adalah "murni ekonomi."

Pekan lalu, aliansi OPEC+ yang beranggotakan 23 negara produsen minyak sepakat untuk mengurangi produksi sebesar dua juta barel per hari, dengan alasan "ketidakpastian" kondisi pasar.

Amerika Serikat keberatan dengan pengurangan produksi, dengan alasan bahwa itu akan menguntungkan Rusia, anggota OPEC+, dan memungkinkannya untuk membiayai perang di Ukraina karena harga minyak yang lebih tinggi.

Apa yang isi pernyataan Saudi?
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan pihaknya menanggapi pernyataan yang "menggambarkan keputusan tersebut sebagai tanda pihak kerajaan berpihak dalam konflik internasional serta bermotivasi politik terhadap Amerika Serikat."

Tuduhan itu "tidak berdasarkan fakta", menyingkirkan alasan keputusan OPEC+ dari "konteks ekonomi murni." Saudi menambahkan bahwa semua 23 anggota kelompok OPEC+ setuju dengan suara bulat atas keputusan tersebut.

"Hasil ini murni berdasarkan pertimbangan ekonomi untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan di pasar minyak, serta untuk membatasi volatilitas," kata kementerian itu.

Dikatakan bahwa menunda keputusan untuk mengurangi produksi selama satu bulan, seperti yang telah disarankan oleh pemerintah AS, "akan memiliki konsekuensi ekonomi yang negatif."

Saudi menyebut kerajaan telah mempertahankan posisi "berprinsip" dalam perang di Ukraina dan menolak "pelanggaran apa pun terhadap kedaulatan negara atas wilayah mereka."

AS keberatan dengan pengurangan produksi
OPEC+ mencapai keputusannya setelah berminggu-minggu melobi pejabat AS yang menentang langkah tersebut.

Awal pekan ini, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa "akan ada konsekuensi" bagi hubungan Washington dengan Riyadh menyusul pengumuman pengurangan produksi minyak. Tak lama setelah keputusan itu diumumkan, Gedung Putih mengecamnya sebagai "berpandangan sempit."

Diumumkan bahwa Biden akan terus mengarahkan pelepasan dari cadangan Minyak Strategis Washington dan berusaha untuk melonggarkan kendali OPEC atas harga global.

Beberapa pengamat di AS telah menyarankan beberapa minggu sebelum pemilihan paruh waktu di AS dengan harga bahan bakar sebagai pemicu ketegangan politik tradisional di negara itu, sangat mencolok. Yang lain berpendapat AS berusaha menjaga pasokan lebih tinggi dan harga lebih rendah karena sejumlah alasan termasuk memberi lebih banyak tekanan pada Rusia di tengah invasinya ke Ukraina.

Pemotongan tersebut merupakan yang terbesar sejak puncak pandemi virus corona pada April 2020, ketika aliansi tersebut sepakat untuk mengurangi produksi hampir 10 juta barel per hari di tengah penguncian COVID-19.(DW/bh/ha/BH/sya))






 
   Berita Terkait > Arab Saudi
 
  Beredar Foto Pegunungan di Mekkah Arab Saudi Menghijau, Benarkah Tanda-Tanda Kiamat Sudah Dekat?
  Saudi: Alasan OPEC+ Kurangi Produksi Minyak karena Ekonomi
  Uni Emirat Arab Sulut Konflik dengan Arab Saudi Soal Kuota Minyak
  Arab Saudi Usulkan Rencana Perdamaian untuk Mengakhiri Perang Saudara Selama Hampir 6 Tahun
  Raja Salman Pecat Anggota Keluarga Kerajaan dari Kementerian Pertahanan
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2