JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir percaya gerak pencerahan Muhammadiyah akan melaju pesat jika para pegiatnya kompetitif sebagaimana Kiai Dahlan dan murid-muridnya.
“Wawasan Kiai Dahlan sampai itu wawasan yang luas, membangun umat, membangun bangsa, membangun negara dengan pikiran-pikiran maju tapi juga korektif. Ada kritik, ada nahyu munkar tetapi dengan ilmu dengan cara dakwah memberikan alternative, memberikan solusi, itulah Muhammadiyah," jelasnya dalam Pengajian Ramadan UM Kudus, Senin (26/4).
Lebih lanjut, dirinya mengisahkan kronologis peradaban umat Islam yang bersinar lalu jatuh selama lebih dari 9 abad lamanya. Di bumi Nusantara, gagasan peradaban Islam juga tidak tersentuh sampai hadirnya Kiai Ahmad Dahlan dengan semangat kompetitif untuk melakukan tajdid (pencerahan).
"Islam menjadi agama damai dan diterima oleh masyarakat Indonesia sehingga menjadi agama mayoritas di negeri ini tapi kita terjajah. Lalu banyak penyakit dalam kehidupan, lalu kita tertinggal secara ekonomi, alam pikiran, lalu Kiai Ahmad Dahlan hadir untuk tajdid, memperbaiki, mengembalikan, menghidupkan Islam," tuturnya.
"Beratus-ratus tahun umat Islam hapal Al-M'un tapi tidak diamalkan, lalu Kiai Ahmad Dahlan (dengan Al-Ma'un) melahirkan gerakan sosial, lahirlah rumah sakit, panti asuhan, dan lain-lain," imbuh Haedar sembari membeberkan terobosan lain Kiai Dahlan seperti mendirikan gerakan perempuan dan memberikan pijakan agar Muhammadiyah suatu saat dapat membangun universitas yang megah.
Karenanya, Haedar berpesan agar semangat kompetitif fastabiqul khairat yang telah dicontohkan oleh Kiai Dahlan itu turut dihayati oleh warga dan pegiat Muhammadiyah.
Semangat kompetitif tersebut, layak untuk digunakan untuk memperbaiki tata kelola organisasi, amal usaha, termasuk cara memberdayakan seluruh elemen yang ada hingga ke lingkup terkecil seperti jamaah masjid.
"Kalau warga Muhammadiyah suka dengan hal-hal yang bersifat kompetitif, suka dengan hal yang terbaik dan apa yang kita lakukan tidak lain untuk kepentingan umat Islam, bangsa Indonesia dan kemanusiaan universal dalam misi wa maa arsalnaka ila rahmatan," jelasnya.
"Dan Insyaallah ketika terus bergerak, kita akan menjadi organisasi yang besar, berkualitas dengan kekuatan yang mandiri," pungkasnya.(muhammadiyah/bh/sya) |