Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Tunisia
Serangan di Pantai Sousse Tunisia Tewaskan 39 Orang
Saturday 27 Jun 2015 20:14:31
 

Jumlah korban tewas akibat aksi penembakan di Sousse mencapai 39 orang. Aparat Tunisia berpakaian preman berjaga setelah peristiwa berdarah di Sousse. Insiden itu berjarak tiga bulan setelah aksi penembakan serupa terjadi di Museum Bardo, Kota Tunis.(Foto: Istimewa)
 
TUNISIA, Berita HUKUM - Korban tewas akibat aksi penembakan di tepi pantai kawasan wisata Tunisia telah bertambah menjadi 39 orang. Sebagian besar di antara mereka ialah turis asing. Kementerian Kesehatan Tunisia mengatakan korban tewas peristiwa tersebut berasal dari Jerman, Belgia, Irlandia, Inggris, dan Tunisia sendiri.

Mereka tengah berwisata di pantai kawasan Sousse, Tunisia, pada Jumat (26/6) tatkala seorang pria bersenapan serbu Kalashnikov tiba-tiba melepaskan tembakan.

Pemerintah Tunisia mengatakan pria tersebut langsung ditembak mati oleh aparat di lokasi peristiwa. Media setempat mengatakan ada seorang lainnya yang ditahan lantaran terlibat serangan, namun laporan itu belum bisa dikonfirmasi. Kelompok milisi ISIS mengklaim mereka berada di balik serangan tersebut dan mengatakan pelaku yang bernama Abu Yahya al-Qayrawani ialah anggota mereka.

Desingan peluru

Sejumlah saksi mata mengaku mendengar desingan peluru secara mendadak yang sontak menyebabkan kepanikan di area Port El Kantaoui.

Saera Wilson, seorang turis asal Inggris, mengatakan tunangannya, Matthew James, 30, mencoba melindungi dirinya tatkala pelaku melepaskan tembakan. Akibatnya, peluru mengenai bahu, dada, dan panggul James.

Steve Johnson, wisatawan asal Inggris lainnya, mengaku berada di tepi pantai saat serangan terjadi.

“Kami berteriak kepada semua orang di sekeliling kami yang bergabung dengan rombongan orang dari pantai dan kami berlindung di area spa hotel. Di sana kami berupaya mengatur orang agar mereka terlindung dari jendela. Kami juga menyuruh staf hotel mengunci semua pintu. Kami berada di sana sampai kami melihat polisi bersenjata dan menunggu mereka memberitahu aman untuk ke luar,” papar Johnson.

Menurut aparat Tunisia, pelaku menyamar sebagai turis. Namun, dia membawa senapan di balik payung. Dia dilaporkan tewas setelah sempat baku tembak dengan polisi. Sousse adalah tujuan wisata populer bagi turis dari Eropa dan Afrika Utara. Asosiasi biro wisata Inggris mengatakan sedikitnya 20.000 turis saat ini berlibur di Tunisia.

Sementara, Perdana Menteri Tunisia akan menutup sedikitnya 80 masjid yang dituduh menghasut jemaah untuk melakukan aksi kekerasan terkait dengan peristiwa penembakan di kawasan wisata Sousse.

Berbicara dalam jumpa pers di ibu kota Tunisia, Tunis, PM Tunisia Habib Essid mengklaim ada masjid-masjid tertentu yang menyebarkan bisa beracun sehingga tempat-tempat ibadah itu bakal ditutup Kementerian Dalam Negeri dalam kurun sepekan.

“Sejumlah masjid terus menyebarkan propaganda dan bisa mereka untuk mempromosikan terorisme,” kata Essid.
Meski demikian, Essid tidak menyebut secara spesifik masjid mana yang akan ditutup dan apa saja kriteria yang dilanggar sehingga penutupan dilakukan.

Selain menutup masjid, Essid berikrar untuk bertindak terhadap partai-partai dan kelompok-kelompok yang beraksi di luar konstitusi. Essid tidak menepis tindakan yang bakal dia lakukan mencakup penutupan.

Soal peristiwa penembakan di kawasan wisata Sousse, Essid mengatakan jumlah korban terbanyak berasal dari Inggris. Namun, dia tidak menyebut secara pasti jumlahnya. Hingga saat ini, korban tewas akibat aksi penembakan di Sousse mencapai 39 orang. Sebagian besar di antara mereka ialah turis asing dari Jerman, Belgia, Irlandia, dan Inggris.
Mereka tengah berwisata di pantai pada Jumat (26/6) tatkala seorang pria bersenapan serbu Kalashnikov tiba-tiba melepaskan tembakan.

Kelompok milisi ISIS mengklaim mereka berada di balik serangan tersebut dan mengatakan pelaku yang bernama Abu Yahya al-Qayrawani ialah anggota mereka.

Saat itu, sekelompok orang menembaki pengunjung museum sehingga 23 orang, termasuk 20 wisatawan asing dari Jepang, Kolombia, Inggris dan sejumlah negara Eropa lainnya terbunuh. Koresponden BBC di Tunisia, Rana Jawad, melaporkan masyarakat begitu terpukul atas kejadian penembakan di negara mereka.

Memperparah keadaan, dua kekuatan politik Tunisia, yakni partai Islam Ennahda dan partai sekuler Nidaa Tounes, tidak bisa berbuat banyak untuk menggalang dukungan memerangi kekerasan. Padahal, aksi tersebut dipandang krusial mengingat sebagian milisi Tunisia dan milisi dari negara tetangga, Libia, baru pulang bertempur bersama kelompok ISIS di Suriah dan Irak.

Peristiwa berdarah itu berjarak tiga bulan setelah aksi penembakan serupa terjadi di Museum Bardo, Kota Tunis.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2