Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Gaya Hidup    

Smartphone Mata-matai Penggunanya
Monday 05 Dec 2011 23:29:00
 

Pendiri Wikileaks Julian Assange (Foto: All Voices)
 
LONDON (BeritaHUKUM.com) – Pendiri Wikileaks, Julian Assange menyatakan bahwa smartphone dapat dengan mudah diretas dari jarak jauh. Pasalnya, lebih dari 150 organisasi swasta di 25 negara dapat dengan mudah melacak telepon dan pesan singkat.

Assange menjelaskan bahwa riwayat browsing, account email, panggilan telepon dan masih banyak lagi. Beberapa organisasi bahkan diklaim Assange mampu mengirim SMS palsu dari smartphone pengguna.

Pada peserta simposium jurnalisme investigasi yang diadakan di City University, London, Baru-baru ini, Assange membeberkan "Siapa di sini memiliki iPhone? Siapa di sini memiliki BlackBerry? Siapa di sini yang menggunakan Gmail? Nah, kalian semua bakal celaka" kata Assange saat berpidato, seperti dikutip situs Metro.co.uk , Senin (5/12).

Assange berjanji akan merilis dokumen mengenai mata-mata dalam smartphone yang dapat digunakan untuk melacak pengguna. Dokumen yang akan dibeberkan berjudul "realitas industri pengawasan internasional".

Isi dokumen menjelaskan teknologi yang digunakan untuk memata-matai pengguna handphone telah dikembangkan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Teknologi telah dijual ke beberapa rezim otoriter di Afrika Utara dan Timur Tengah, dan Wikileaks mengatakan teknologi itu telah digunakan di Bahrain untuk melacak keberadaan aktivis hak asasi manusia.

WikiLeaks adalah organisasi irlaba internasional yang menerbitkan kawat pemerintahan, rahasia negara juga perusahaan besar, dan membocorkan berita rahasia. Website-nya diluncurkan pada tahun 2006 di bawah payung Sunshine Press Organization.

WikiLeaks mengklaim memiliki lebih dari 1,2 juta dokumen dalam database mereka. Julian Assange, seorang aktivis internet Australia, dianggap sebagai pendiri, editor -in-chief, dan direktur WikiLeaks.(sci/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2