LONDON (BeritaHUKUM.com) – Pendiri Wikileaks, Julian Assange menyatakan bahwa smartphone dapat dengan mudah diretas dari jarak jauh. Pasalnya, lebih dari 150 organisasi swasta di 25 negara dapat dengan mudah melacak telepon dan pesan singkat.
Assange menjelaskan bahwa riwayat browsing, account email, panggilan telepon dan masih banyak lagi. Beberapa organisasi bahkan diklaim Assange mampu mengirim SMS palsu dari smartphone pengguna.
Pada peserta simposium jurnalisme investigasi yang diadakan di City University, London, Baru-baru ini, Assange membeberkan "Siapa di sini memiliki iPhone? Siapa di sini memiliki BlackBerry? Siapa di sini yang menggunakan Gmail? Nah, kalian semua bakal celaka" kata Assange saat berpidato, seperti dikutip situs Metro.co.uk , Senin (5/12).
Assange berjanji akan merilis dokumen mengenai mata-mata dalam smartphone yang dapat digunakan untuk melacak pengguna. Dokumen yang akan dibeberkan berjudul "realitas industri pengawasan internasional".
Isi dokumen menjelaskan teknologi yang digunakan untuk memata-matai pengguna handphone telah dikembangkan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Teknologi telah dijual ke beberapa rezim otoriter di Afrika Utara dan Timur Tengah, dan Wikileaks mengatakan teknologi itu telah digunakan di Bahrain untuk melacak keberadaan aktivis hak asasi manusia.
WikiLeaks adalah organisasi irlaba internasional yang menerbitkan kawat pemerintahan, rahasia negara juga perusahaan besar, dan membocorkan berita rahasia. Website-nya diluncurkan pada tahun 2006 di bawah payung Sunshine Press Organization.
WikiLeaks mengklaim memiliki lebih dari 1,2 juta dokumen dalam database mereka. Julian Assange, seorang aktivis internet Australia, dianggap sebagai pendiri, editor -in-chief, dan direktur WikiLeaks.(sci/sya)
|