JAKARTA, Berita HUKUM - Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam tidak ambil pusing dengan adanya ancaman kudeta tanggal 25 Maret 2013. Ia menilai, ancaman itu hanya ulah sekelompok politisi tidak berpartai tapi berambisi jadi Calon Presiden (Capres) atau Calon Wakil Presiden (Cawapres). Ada juga penyandang dananya, yang baru loncat jadi tokoh partai, tapi partainya kecil sehingga tidak punya harapan di 2014.
"Saya lihat, para dalang dan pelaku yang punya ide (gerakan 25 Maret), termasuk para penyandang dana gerakan politik itu, hanyalah para pemimpin yang membesar-besarkan suaranya agar tampak besar, dan bisa terdengar oleh rakyat, dan berharap akan ada people power,’’ kata Sekab Dipo Alam di Jakarta, Minggu (24/3) malam.
Namun Seskab meyakini, suara gaduh para dalang dan pelaku yang punya ide menjatuhkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, tidak bakalan didengar rakyat, sebagaimana yang terjadi sebelum ini.
“Rakyat tidak akan mendengar karena memang tidak ada alasan yang mendasar. Mereka berharap timbul gerakan politik people power tapi itu tidak mungkin. Rakyat tidak akan tertarik,” ujar Dipo Alam.
Menurut Seskab Dipo Alam, tidak ada keresahan sosial yang membahana saat ini, yang menjadi alasan munculnya gerakan sosial dari rakyat. Yang terjadi justru pengakuan dan pujian menjelang berakhirnya masa pemerintahan periode ke-II Presiden SBY, baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.
Selain itu, lanjut Seskab, SBY bukan Pak Harto, atau pemimpin-pemimpin dunia lainnya yang lupa berdiri karena kelamaan duduk di kursi kekuasaan. “Masa kepresidenan SBY sudah ditentukan oleh UU, hanya boleh jadi presiden selama dua periode. Masa jabatan Presiden SBY sudah jelas akan berakhir Oktober 2014, dan tidak bisa dipilih kembali,” tegas Seskab Dipo Alam.
Jeratan KPK
Dalam pandangan Seskab Dipo Alam, para penggiat dan penyandang dana gerakan 25 Maret itu mencoba lakukan aliansi dengan tokoh-tokoh politik “berkaliber” dari partai besar yang saat ini menjadi pesakitan atau calon pesakitan karena sedang dibidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tujuannya tiada lain adalah memanfaatkan para politisi itu dengan dana dan kendaraan politiknya, agar bisa terbebas dari jeratan KPK dan tertolong karena berharap ada “bulan people power”.
“Saya sendiri kasihan sama mereka, yang benci tapi rindu sama SBY, sejak KIB I sampai KIB II. Mereka mengidap penyakit AIDS (aku ingin dipanggil SBY atau aku ingin didukung SBY),’’ ungkap Dipo Alam.
Seskab meyakini Majelis atau Presidium yang mengancam akan melengserkan Presiden SBY itu akan mati sendiri. “Kalau mereka nekad ya akan ditindak. Kan tidak ada pasal impeachment dalam UU yang dilanggar SBY, apa alasannya dijatuhkan? Yang bener saja, memang mereka itu siapa?’’ pungkas Dipo Alam.(es/skb/bhc/rby) |