JAKARTA, Berita HUKUM - Soetrisno Bachir memaparkan asal muasal uang yang ditransfer ke Amien Rais seperti disebut di sidang tuntutan ke terdakwa kasus pengadaan alat kesehatan, Siti Fadilah. Soetrisno menegaskan uang ke Amien itu tidak berhubungan dengan kasus Alkes.
"Enggak ada kaitannya (dengan kasus Alkes). Uang dari Mbak Yuri itu banyak, bukan ke Pak Amien saja," kata Soetrisno usai buka puasa di kediaman Zulkifli Hasan, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Jumat (2/6).
"SBF itu bukan yayasan, itu hanya nama saja. Kalau saya melakukan kegiatan-kegiatan membantu yatim-piatu, daerah banjir itu menggunakan nama SBF itu, jadi ada kertasnya segala, tapi tidak ada berbadan hukum," ucap Ketua KEIN ini.
Dia mengatakan dana SBF digunakan untuk belanja sembako atau bantuan lainnya. Dana keluar melalui Nuki atau Yurida.
"Demikian juga waktu saya membantu Pak Amien itu dari dulu dari tahun 1985-an itu, itu juga saya lakukan. Nah artinya Pak Amien mendapat aliran dana atau bantuan dari saya. Saya ini kan swasta yang melalui Bu Yuri itu. Saya ini bukan pemerintah," ujar Soetrisno.
Yuri yang dimaksud Soetrisno adalah Sekretaris Yayasan Soetrisno Bachir Foundation (SBF). Soetrisno mengatakan uang untuk kegiatan sosial semuanya ditransfer melalui Yurida yang masih berkerabat dengan istrinya.
Dalam tuntutan jaksa terhadap Siti Fadilah Supari, Amien disebut menerima aliran dana sebanyak 6 kali dengan total Rp 600 juta. Uang itu ditransfer dari rekening atas nama Yurida Adlani selaku Sekretaris Yayasan Soetrisno Bachir Foundation (SBF).
Kemudian dalam konferensi pers di kediamannya, Amien mengaku uang Rp 600 juta yang disebut di sidang Siti Fadilah itu berasal dari Yayasan Soetrisno Bachir yang ditransfer ke rekeningnya pada kurun 15 Januari-13 Agustus 2007.
"Karena itu terjadi sudah 10 tahun lalu, saya segera me-refresh memori saya. Pada waktu itu Soetrisno Bachir mengatakan akan memberikan bantuan keuangan untuk tugas operasional saya untuk semua kegiatan, sehingga tidak membebani pihak lain," kata Amien di kediamannya, Jalan Gandaria, Jakarta Selatan, Jumat (2/6).
"Persahabatan saya dengan Soetrisno Bachir sudah terjalin lama sebelum PAN lahir pada 1998. Seingat saya, sebagai entrepreneur sukses waktu itu, dia selalu memberi bantuan pada berbagai kegiatan saya, baik kegiatan sosial maupun keagamaan," ucap Amien.
Terkait persoalan ini Amien Rais siap mendatangi KPK untuk klarifikasi wlaaupun belum diminta, dalam keterangan pers KPK melalui juru bicaranya Febri mengatakan belum bisa menilai apakah ini masuk tindak pidana karena masih menunggu Putusan pengadilan hal ini menegaskan sepanjang belum dibuktikan di pengadilan apa yang disampaikan oleh jaksa KPK belum terbukti kebenarannya, kalaupun itu benar dan memenuhi unsur tindak pidana silahkan KPK memproses sampai di persidangan.
Sementara, Ketua Dewan Pembina Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais ditemui di kediamannya di Perumahan Taman Gandari, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (2/6), tokoh yang dikenal sebagai Bapak Reformasi itu memberi pernyataan kepada awak media untuk meredam isu tersebut agar tidak makin melebar.
"Setelah saya mendengar kabar itu, saya mem-"follow up" dengan menanyakan kepada sekretaris saya mengenai kebenaran melalui rekening bank yang saya miliki. Karena kejadian itu sudah berlangsung 10 tahun lalu saya segera me-"refresh" ingatan saya, waktu itu Pak Soetrisno Bachir menjanjikan bantuan untuk kegiatan operasional saya agar tidak membebani pihak lain," ujar Amien Rais.
Dia menilai Soetrisno adalah tokoh yang sangat baik dan dermawan, sering membantu banyak pihak. Bahkan siapa saja yang mendapat bantuan dana dari Soetrisno Bachir, Amien mengaku tidak tahu.
"Saya pernah bertanya kepada Soetrisno Bachir kenapa dia sering membantu berbagai kegiatan saya. Dia (Soetrisno Bachir) menjawab, 'Pak Amien, saya disuruh ibunda saya untuk membantu anda', jadi ketika dia (Soetrisno Bachir) menawarkan bantuan tiap bulan untuk kegiatan operasional, saya anggap sebagai hal wajar," ujarnya kepada wartawan.
Amien mengatakan, jika kejadian setelah 10 tahun kini diungkap dengan bumbu-bumbu dramatisasi di media massa dan sosial, tentu Amien siap menghadapi dengan jujur tegas dan apa adanya.
"Pada 2007 saya sudah 3 tahun tidak menjadi pejabat, waktu itu ketua MPR. Namun rupanya bantuan Soetrisno Bachir untuk kegiatan operasional saya, yang berlangsung selama 6 bulan pada 2007 itu menjadi salah satu topik berita yang sangat menarik dan harus saya ikuti secara tegas dan berani," tegas Amien.
Amien Rais meminta awak media untuk menunggu saatnya mantan Ketua MPR RI itu memberi keterangan lengkap kepadaKPK tanggal 5 Juni 2017 mendatang.
"Sekian dulu dan sampai bertemu lagi tanggal 5 Juni 2017 hari Senin di Kantor KPK. Pernyataan ini saya sampaikan untuk meredam agar isu ini tidak melebar, di kantor KPK nanti saya siap meladeni pertanyaan dari anda sekalian, termasuk dua tokoh besar yang terlibat korupsi di negeri ini," ucapnya.
Dalam menyampaikan pernyataan itu Amien Rais didampingi putra sulungnya sekaligus Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais dan Ansufri Idrus Sambo yang merupakan Ketua Presidium Alumni 212.
Rencananya, dia akan mendatangi kantor KPK pada Senin (5/6). "Karena itu pada Senin mendatang, saya akan berkunjung ke kantor KPK, untuk menjelaskan duduk persoalannya," tutur Amien Rais.
Menurut dia, penjelasan itu harus segera disampaikan karena pada Kamis (8/6), dia akan berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah.
Apabila dia dipanggil pada waktu menunaikan ibadah umrah yang tidak bisa hadir, maka dikhawatirkan dianggap lari dari tanggung jawab.
"Sebelum saya berangkat umrah pada 8 Juni ini, kalau saya dipanggil KPK padahal saya masih umrah, saya khawatir dianggap lari dari tanggung jawab," kata dia.(dtk/sp/sangpencerah/tribunnews/bh/sya) |