Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Papua
TNI Diminta Antisipasi Jelang HUT OPM
2019-11-07 13:22:52
 

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid.(Foto: Naefuroji/mr)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menyampaikan situasi keamanan di Papua saat ini berangsur-angsur kondusif, aktivitas masyarakat juga telah kembali normal. Namun ia meminta aparat keamanan terus melakukan mitigasi ancaman serangan kelompok separatis agar kondusifitas di tanah Papua tetap terjaga, khususnya jelang HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang diperingati setiap 1 Desember.

"Kalau dari paparan Panglima TNI, sekarang relatif gejolak sudah lebih aman, namun tetap perlu antisipasi terhadap kemungkinan ada peningkatan-peningkatan dinamika disana, sehingga saat ini sudah dilakukan antisipasi di lapangan," kata Meutya usai memimpin Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beserta jajaran di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11).

Meutya menambahkan, untuk mengecek situasi keamanan terkini pasca kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah di Papua, Komisi I DPR RI menjadwalkan kunjungan kerja ke Papua dan Papua Barat pekan ini. "Besok kita akan ke Papua dan Papua Barat untuk melihat langsung kondisi terkini dan situasi keamanan terakhir," tegas legislator Partai Golkar itu.

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam paparannya mengaku optimis keamanan di Papua dapat terkendali. Menurutnya, TNI telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi adanya gejolak atau dinamika menjelang HUT OPM pada 1 Desember nanti. "Ya kita mitigasi agar tidak terjadi keributan dan tidak terjadi permasalahan di sana," ujarnya.

Kendati demikian, Panglima TNI mengatakan Papua merupakan salah satu daerah yang diperkirakan rawan konflik dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020. Ia menuturkan, dari aspek penyelenggaraan, kontestasi, dan partisipasi, Papua dinilai berpotensi konflik karena isu SARA dan politik uang.

"Adapun daerah yang diperkirakan berpotensi konflik karena isu SARA, konflik horizontal dan politik uanh adalah wilayah Papua," kata Hadi sembari memastikan TNI akan ikut terlibat dalam pengamanan tahapan Pilkada 2020.(ann/sf?DPR/bh/sya)





 
   Berita Terkait > Papua
 
  TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang
  Pemilik dan Masyarakat Papua Geruduk Kementerian LHK, Desak Menteri Usut Indikasi Mafia Tanah dan Hutan Adat di Jayapura Selatan
  Kejati Pabar Penjarakan SA Mantan Pimpinan PT Bank Pembangunan Daerah Papua
  Willem Wandik Sampaikan Sakit Hati Masyarakat Papua atas Pernyataan Menko Polhukam
  Pelinus Balinal Sebut Keamanan, Perdamaian dan Persatuan sebagai Prioritas di Kabupaten Puncak
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Judi Haram dan Melanggar UU, PPBR Mendesak MUI Mengeluarkan Fatwa Lawan Judi

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2