Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    

Tak Ada yang Usulkan Soeharto dan Gus Dur
Tuesday 08 Nov 2011 21:08:52
 

Menko Polhukam Djoko Suyanto (Foto: Ist)
 
JAKARTA (Berita HUKUM.com) – Pemerintah RI memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada tujuh orang putra terbaik Indonesia. Mereka tersebut, yakni Syafruddin Prawiranegara, Idham Chalid, Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Ki Sarmidi Mangunsarkoro, I Gusti Ketut Pudja, Sri Susuhan Pakubuwono X dan Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono.

Namun, dari tujuh nama pahlawan nasional itu, tak ada nama mantan Presiden Soeharto dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Padahal, nama mereka sejak lama diperbincangkan masyarakat. Apa alasan pemerintah tidak menganugerahkan gelar pahlawan bagi kedua tokoh nasional sekaligus mantan Presiden RI tersebut?

Menurut Ketua Dewan Gelar Tanda Jasa, Tanda Gelar, dan Tanda Kehormatan yang juga menjabat Menko Polhukam Djoko Suyanto, Pak Harto dan Gus Dur tidak masuk sebagai pahlawan nasional, karena tidak ada yang mengusulkan. "Kalau namanya masuk di Kementerian Sosial sudah pasti dibahas,” jelas dia.

Dikatakan seleksi pahlawan nasional dilakukan di Kemensos yang diusulkan dari berbagai daerah dan kelompok masyarakat. Lalu, diseleksi tim yang terdiri dari Kemensos, Mabes TNI, tokoh masyarakat, sejarawan dan lainnya yang berjumlah 12-13 orang. “Setelah itu, barulah masuk ke Dewan Tanda Jasa untuk dibahas dan ditetapkan," kata dia.

Menurut dia, dirinya menjabat sebagai ketua Dewan Tanda Jasa yang beranggotakan Quraish Shihab, TB Silalahi, Juwono Sudarsono, Haryono Suyono, Jimly Asshidiqqie dan Eti Setiawati. Syarat umum mendapatkan gelar Pahlawan Nasional adalah WNI atau bukan WNI.

“Mereka juga harus memiliki integritas moralnya tinggi, ada keteladanan dan berjasa kepada nusa dan bangsa sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain itu, juga berkelakuan baik dan setia, tidak pernah mengkhianati bangsa. Tidak pernah dipidana selama lima tahun," jelas Djoko.(dbs/wmr)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Digandeng Polri, Ribuan Ojol Deklarasi Jadi Mitra Jaga Kamtibmas di Monas

 

ads2

  Berita Terkini
 
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Mahfud MD Heran Diminta KPK Laporkan Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Agak Aneh Ini

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2