JAKARTA, Berita HUKUM - PT Telekomunikasi Indonesia mengklaim telah mengasuransikan satelit Telkom-3 yang hilang, maka tidak ada dampak keuangan yang signifikan.
"Secara akuntansi, kami telah melakukan pencatatan pada biaya dibayar dimuka dan seandainya terjadi sesuatu akan dihapuskan dengan penerimaan dari klaim asuransi," kata VP Investor Relations Telkom Agus Murdiyatno di Jakarta.
Agus juga mengatakan, hilangnya satelit ini tidak memiliki dampak terhadap operasional dan layanan perusahaan. Telkom saat ini sudah mengoperasikan satelit Telkom -1, dan Telkom-2. "Selain itu, kami menggunakan transponder dari beberapa operator satelit lain untuk mendukung operasional perusahaan," ujarnya.
Satelit Telkom-3 yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan pada hari Senin waktu setempat mengalami kekegagalan dan menghilang, peluncuran roket tersebut menggunakan roket Proton-M milik pemerintah Rusia.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan Telkom-3, satelit milik Telkom yang hilang saat peluncuran, sudah diasuransikan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan.
Menurut Dahlan, seharusnya kegagalan peluncuran satelit ini sudah ada risiko yang bisa dihitung, sehingga akan diketahui siapa yang rugi dan siapa yang diuntungkan. "Jelas yang rugi perusahaan satelitnya, kalau Telkom belum tentu," katanya.
Roket Proton-M milik Rusia tersebut membawa dua satelit telekomunikasi yaitu Telkom-3 dan Ekspress-MD2, keduanya dikabarkan hilang setelah terjadi kegagalan pada tahap Briz-M.(rm/ipb/bhc/opn) |