Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Lingkungan    
Kebakaran Hutan
Terpantau 182 Titik Panas oleh BMKG Pekanbaru
Sunday 28 Jun 2015 17:13:47
 

Ilustrasi. Titik api terus bermunculan di Riau.(Foto: Istimewa)
 
PEKANBARU, Berita HUKUM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 182 titik panas (hotspot) sebagai indikasi awal kebakaran lahan dan hutan yang terdeteksi Satelit Terra dan Aqua di Pulau Sumatera, Minggu, (28/6).

"Sebagian sebaran titik panas terpusat di Provinsi Riau yang terdeteksi pada pukul 05.00 WIB," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, di Pekanbaru.

Ia menjelaskan, terdapat 10 kabupaten dan kota yang menyumbang titik panas di Provinsi Riau, dimana Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Rokan Hilir merupakan daerah penyumbang titik panas terbanyak dengan masing-masing 24 dan 18 titik panas.

Selanjutnya, menurut dia, daerah penyumbang titik panas yang cukup signifikan, yakni Kabupaten Bengkalis dengan sembilan titik panas dan Kabupaten Indragiri Hilir dengan enam titik panas, diikuti Kota Dumai dengan lima titik panas.

Sementara itu, lanjutnya, Kabupaten Siak dan Indragiri Hulu masing-masing teredeteksi tiga titik panas. Selanjutnya Kuantansingigi, Meranti dan Kampar masing-masing menyumbang satu titik api.

Sugarin menjelaskan untuk tingkat keakuratan diatas 70 persen atau yang mengindikasikan kemungkinan terdapat titik api terdeteksi di delapan Kabupaten/Kota yakni Pelalawan, Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, Kota Dumai, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Kampar.

"Secara total terdapat 39 titik api yang terdeteksi di delapan daerah. Jumlah titik api terbanyak terdeteksi berada di Pelalawan dan Rokan Hilir dengan masing-masing terdeteksu sebanyak 12 dan 10 titik api," jelasnya.

Di Bengkalis terdapat enam titik api, Siak dan Dumai masing-masing tiga titik api. Selanjutnya, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir terdeteksi dua titik api serta Kampar dengan satu titik api.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), menurut dia, telah berupaya memadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau melalui mekanisme hujan buatan, akan tetapi hal tersebut urung dilakukan karena cuaca panas dan kering yang melanda Riau menyebabkan proses hujan buatan tidak mudah.

Penerapan teknologi modifikasi cuaca oleh BPPT itu menelan biaya sekitar Rp25 miliar yang didanai sepenunya oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).(Antara/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Kebakaran Hutan
 
  Penanganan dan Mitigasi Karhutla, Komisi IV Dukung KLHK Perbanyak Pelibatan Masyarakat
  Panglima TNI: Tanpa Kebersamaan Karhutla Tidak Dapat Diatasi
  Kebakaran Hutan Australia: PM Akui Kesalahan Penanganan Kisis Karhutla di Negaranya
  Negeri di Atas (Awan) Asap!
  Bencana Asap Karhutla Coreng Diplomasi Sawit Indonesia
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2