JAKARTA, Berita HUKUM - Muhammad Thoriq (32), terduga teroris yang meracik bom rakitan di kawasan Tambora, Jakarta Barat akhirnya menyerahkan diri, Minggu (9/9) sore. Penyerahan diri ini memastikan bahwa korban luka berat di Beji, Depok yang sebelumnya diduga Thoriq ternyata tidak benar.
"Pukul 17.30 Thoriq menyerahkan diri di Pos Pol Jembatan Lima. Sekarang diperiksa di Krimum Polda Metro Jaya", ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Minggu malam, dalam pesan singkatnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung Suharsono Radjab menyebut bahwa korban luka berat di Depok, Jawa Barat, memiliki kemiripan fisik dengan Muhammad Thoriq, buron peracik bom rakitan di Tambora, Jakarta Barat.
"Memang ada mirip - mirip, tapi betul nggaknya, nanti kita ambil DNA orang tuanya dan tanya istrinya untuk mengenali. Kalau katakan sekarang itu dia (Thoriq) masih terlalu dini", kata Untung, usai mengunjungi lokasi ledakan di Depok.
Secara fisik, Untung mengakui bahwa wajah korban masih bisa dikenali. Namun, untuk lebih memastikan kepolisian juga mengambil sampel sidik jari korban untuk disamakan dengan sidik jari yang ada di dokumen-dokumen milik keluarga Thoriq.
Namun, dengan adanya penyerahan diri ini bisa dipastikan bahwa korban luka berat dalam kasus ledakan di Beji bukanlah Thoriq. Adapun Thorik merupakan salah seorang buron dalam kasus meletusnya sebuah bom rakitan setengah di Jalan Teratai VII, RT 02 / 04, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, pada Rabu (5/9), pukul 14.30 WIB.
Awalnya, warga menyangka ada kebakaran. Warga sekitar lalu mendatangi rumah tersebut dan mendapati benda itu yang diduga dimilik Muhamad Thorik (32). Saat warga mendekat, Thoriq justru kabur dengan masih mengenakan sarungnya ke arah Jembatan Lima.
Tim Gegana langsung mengamankan benda berbahaya itu untuk diteliti lebih lanjut. Di lokasi, aparat kepolisian juga menemukan lembaran pembuatan racun, detonator, bahan - bahan kimia yang diduga black powder, belerang, sejumlah paku, dan lima buah pipa paralon yang berisi paku di kamar Thoriq.
Belum diketahui pasti tujuan Thoriq memiliki bahan - bahan peledak ini. Thoriq merupakan salah seorang warga yang masuk dalam pantauan kepolisian.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Suntana, Thorik diduga ikut terlibat dalam kelompok radikal yang dipantau kepolisian. Warga pun kerap melihat rumah Thoriq didatangi pria - pria berjanggut, Demikian seperti yang dikutip dari kompas.com, pada Minggu (9/9).(kmp/bhc/opn)
|