Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Hacker
Tidak Mau Dibobol Hacker, Cari Password yang Benar-Benar Aman
Thursday 27 Jun 2013 13:00:57
 

Ilustrasi.(Foto: Ist)
 
LAS VEGAS, Berita HUKUM - Layanan berbasis internet dengan informasi sensitif biasanya dilindungi dengan sistem password yang hanya diketahui oleh penggunanya. Walaupun pada kenyataannya tidak ada yang benar-benar aman.

Sudah bukan rahasia lagi, kalau sistem password selalu bisa dibobol oleh hacker dengan beragam cara, termasuk memanfaatkan kelengahan pengguna yang terlalu jenuh menghafal password di tiap layanan yang berbeda.

Agak ironis memang, ketika teknologi semakin maju, penggunaan sandi dengan kombinasi numeric dan kata masih digunakan. Padahal itu termasuk teknologi yang sudah sangat lawas.

"Jawabannya sangat mudah, karena itu murah," kata Per Thorsheim, ahli security online dari Norwegia, dalam sebuah konferensi tentang Password di Las Vegas.

"Jika Anda ingin sesuatu yang lain, dengan melibatkan beberapa jenis otentikasi dua faktor seperti token berbasis software, token berbasis hardware, atau otentikasi biometric, maka Anda perlu mengeluarkan biaya yang ekstra," ia menekankan.

Mencari sistem password yang aman, kuat dan murah memang bukan tugas mudah. Tapi setidaknya terus dilakukan agar lepas dari ketergantungan sistem password konvensional.

Google misalnya, mencoba menawarkan gagasan pengguna dengan personalisasi cincin di jari atau memasukkan kode kartu ID unik yang disebut Yubikeys ke port USB komputer mereka.

Lain halnya dengan The Fido Alliance, sebuah konsorsium yang mencakup PayPal, menawarkan sistem dengan meminta pengguna smartphone untuk mengidentifikasi diri mereka dengan menempatkan jari mereka pada layar sentuh mereka.

"Teknologi biometric ini sudah dibuat sedemikian matang dengan biaya efektif dan siap digelar ke konsumen," kata wakil presiden Ramesh Fido Kesanupalli, yang dikutip dari BussinesInsider.com, Rabu (26/6).

Di Washington, US Patent dan Trademark Office baru-baru ini menerbitkan beberapa aplikasi paten dari Apple yang memberikan identifikasi pengenalan wajah dan pemindaian sidik jari sebagai password.

Jauh lebih ekstrim lagi dilakukan oleh Motorola, melalui kepala penelitiannya Regina Dugan mengusulkan apa yang disebut 'pil password'. Dimana password tersimpan dalam lambung dan memancarkan sinyal radio ID yang unik.(bic/bhc/opn)



 
   Berita Terkait > Hacker
 
  Buru Hacker DarkSide, AS Tawarkan Hadiah Setara Ratusan Miliar Rupiah Bagi Pemberi Informasi
  Polri Selidiki Data 1,3 Pengguna eHAC Diduga Bocor
  2 Hacker Indonesia Bobol Bansos Covid-19 Amerika Serikat USD60 Juta
  Polisi Tangkap Hacker 1.309 Situs di Sleman Yogyakarta
  Tim Cyber Crime Polda Metro Jaya Menangkap 3 Hacker dari Surabaya BlackHat
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2