INDIA, Berita HUKUM - Lebih dari 400.000 orang di India telah dievakuasi untuk mengantisipasi kehadiran topan Phailin yang diperkirakan akan melanda pesisir timur negara itu pada, Sabtu (12/10) malam. Badai Phailin, yang saat ini telah mencapai Teluk Benggala, diperkirakan akan mencapai kawasan Orissa dan Andhra Pradesh dalam hitungan jam ke depan.
Angin ribut Phailin, yang dikategoikan "sangat kuat" oleh badan peramal cuaca, kekuatannya diperkirakan mencapai hingga 220km/ jam.
Sebelumnya, serangan angin topan berskala sangat kuat, yang terjadi pada 1999, telah menewaskan lebih dari 10.000 orang di Orissa.
Namun demikian, para pejabat India mengatakan, saat ini mereka lebih siap menghadapi kondisi yang terburuk akibat badai Phailin, kata wartawan BBC Sanjoy Majumder di Delhi.
Bagaimanapun, pusat pemantau angin topan di pangkalan angkatan laut AS di Hawaii meramalkan bahwa kekuatannya kali ini jauh lebih besar, yang diperkirakan mencapai hingga 269km/jam.
Para pejabat India mengatakan, topan Phailin -- yang diperkirakan tiba wilayah kota Gopalpur, di negara bagian Orissa -- dapat mengakibatkan tinggi gelombang laut mencapai minimal 3 meter, sehingga dapat merusak rumah yang terbuat dari tanah liat di pinggir pantai.
"Kami tidak akan izinkan warga tinggal di dalam rumah yang terbuat dari tanah liat dan jerami di daerah pesisir,'' kata Kepala Badan penanggulangan bencana di wilayah Orissa, Surya Narayan Patra.
Tentara India disiagakan pula di dua negara bagian tersebut untuk melakukan operasi darurat. Para pejabat mengatakan helikopter dan paket makanan siap untuk diberikan di daerah yang terkena dampak terburuk dari badai ini.
Memborong Makanan
Surat kabar The Times of India memperingatkan bahwa pendapat ahli cuaca mungkin saja terlalu meremehkan terhadap dampak serangan badai. Badan Meteorologi India mengatakan bahwa badai ini tidak hanya kuat, tetapi mencakup wilayah yang luas .
Sementara, para nelayan telah diminta untuk tidak menghentikan dulu aktivitasnya di laut .
Sejauh ini hujan dengan angin kencang telah dirasakan warga Orissa. Pihak berwenang sendri mengatakan telah mendirikan tempat penampungan bagi orang-orang yang akan perlu dievakuasi.
" Kami berjuang melawan kekuatan alam. Kami lebih siap kali ini, kami belajar banyak dari kejadian 1999," kata Surya Narayan Patra.
Laporan-laporan mengatakan bahwa telah terjadi kepanikan warga di ibukota negara bagian Orissa, yaitu Bhubaneswar. Mereka banyak memborong makanan dari rak-rak pusat perbelanjaan.
"Saya takut dan tegang," kata seorang ibu rumah tangga, Manjushree Das, kepada kantor berita AFP.
Pantai timur India dan Bangladesh secara rutin dilanda badai siklon antara April dan November, yang menyebabkan kematian dan kerusakan yang luas. Pada Desember 2011, Topan Thane menghantam negara bagian selatan Tamil Nadu, dan telah menewaskan puluhan orang.
Sementara, seperti yang dikutip dari qz.com, Topan Phailin - pada satu titik, badai terkuat yang pernah tercatat di Samudera Hindia - membuat pendaratan di India, dua badai tropis lainnya juga mengancam Asia. Gambar di atas Weather Underground menunjukkan topan dan dua topan sekarang.
Topan Nari merobek Filipina dengan hembusan angin hingga 116 mph, menewaskan sedikitnya 13 orang dan menyebabkan 2,1 juta orang tanpa listrik. Badai sebagian besar terhindar Manila, ibu kota, yang rawan banjir. Sekarang membentuk lagi di Laut Cina Selatan, Nari diperkirakan akan mencapai Vietnam pada 14 Oktober di sebuah serupa kekuatan - Kategori 3 - seperti ketika melewati Filipina.
Topan Wipha adalah badai yang lebih rendah pada saat ini, tapi itu memperkuat cepat dan diperkirakan akan berbelok ke utara menuju Jepang. Wipha, yang resmi menjadi topan kemarin, bisa melewati Tokyo pada tanggal 15 atau 16.
Ini tidak biasa, meskipun tidak pernah terdengar, selama tiga badai bernama menguntit belahan bumi Timur pada waktu yang sama. Wipha dengan 26 badai tropis Pasifik tahun ini; satu tahun rata-rata memiliki 26 kali.(bbc/qz/bhc/sya) |