MINA, Berita HUKUM - Tiga jemaah haji asal Indonesia dipastikan meninggal dunia dalam musibah saat berjejalan di Mina di pinggiran kota suci Mekkah sekitar pukul 7.30 pagi sampai pukul 16.00 waktu Arab Saudi, sementara seorang lagi sedang menderita cedera serius dan dirawat di Rumah Sakit Annur, Mekah.
Jalur perjalanan tempat terjadinya musibah di jalan King Khalid 204, menurut Kasubag Informasi Haji Kementerian Agama, Affan Rangkuti, bukan yang biasanya digunakan oleh jemaah haji asal Indonesia.
"Itu harusnya bukan jalan kita. Posisi kita jalannya di sebelahnya. Itu dibatasi satu tembok besar yang bisa dibuka oleh askar," jelasnya kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan.
Pihak berwenang Arab Saudi mengatakan 717 jemaah haji meninggal dunia karena berjejalan saat hendak melempar jumroh, Kamis (24/9) pagi sekitar pukul 7.30 waktu Arab Saudi, sementara 863 lebih cedera.
Bencana Kamis kemarin saat cuaca yang mencapai suhu 46 derajat celcius,adalah yang terburuk terjadi pada ibadah haji sejak Juli 1990, ketika 1.426 jamaah meninggal di sebuah terowongan dekat Mekkah. Yang desak-desakan terjadi pada Idul Adha (Hari Raya Qurban), pesta ritual paling penting umat Islam.
Hari Jumat, 24 September, prosesi melempar jumroh masih akan berlangsung dan pemerintah Indonesia sudah memberi pengarahan kepada jemaah haji asal Indonesia untuk memilih waktu yang tepat. Jemaah haji asal Indonesia hari ini dilarang melempar Jumroh pada Jam 1 siang sampai jam 4 sore waktu Arab Saudi.
"Pada saat magrib, itulah waktu yag paling aman dan nyaman dalam melakukan pelontaran jumorh akobah," tutur Rangkuti.
Hari pertama banyak jemaah
Menurut Rangkuti pada hari pertama melempar jumroh, yang jatuh pada hari Kamis, banyak sekali yang ingin melakukannya dan pemerintah Arab Saudi sudah melakukan antisipasi yang cukup baik.
"Ada keyakinan dari jemaah-jemahah haji bahwa melontar pada waktu awal adalah waktu yang terbaik. Saya kira pemerintah Asab Saudi sudah melakukan antisipasi."
"Kalauh terjadi musibah yang seperti ini saya katakan ini unpredictable (tidak bisa diduga)," tambah Rangkuti.
Sekitar dua juta lebih umat Islam melakukan ibadah haji di Arab Saudi, yang tahun ini juga sebelumnya diwarnai dengan insiden jatuhnya crane derek di Mekkah yang menyebabkan 100 lebih jemaah haji tewas, termasuk 11 jemaah haji asal Indonesia.
Masih belum diumumkan rincian asal negara dari para korban jiwa dalam insiden di Mina, yang terjadi pada hari raya Idul Adha ini.
Dikatakan lebih dari 220 ambulans dan 4.000 pekerja penyelamat telah dikirim untuk membantu yang terluka. Beberapa orang yang terluka dievakuasi oleh helikopter dan telah dievakuasi ke empat rumah sakit yang berbeda di wilayah Mina.
Wartawan BBC Seksi Hausa, Tchima Illa Issoufou, yang berada di tempat kejadian mengatakan banyak jemaah haji dari Niger meninggal dunia.
Pada 2006 lalu, juga terjadi musibah berdesak-desakan yang mengakibatkan jatuhnya korban 364 jiwa.
Ini adalah insiden ketiga dalam ritual haji tahun ini, setelah tragedi crane dan kebakaran hotel yang mengakibatkan tewasnya ratusan jama’ah.
Seorang analis Saudi yang tidak mau disebutkan namanya demi keselamatan, mengatakan bahwa dua kepanikan, yaitu kebakaran hotel dan tragedi mina, serta insiden crane adalah diduga hasil dari keributan intern di dalam kerajaan Saudi, yang terjadi antara para pangeran dengan Raja Salman dan putra mahkota. Insiden sengaja dibuat untuk menunjukkan ketidakbecusan raja Saudi dan putra mahkota dalam penanganan Ibadah Haji.
Persaingan semakin dalam diantara anggota kerajaan yang kesemuanya merasa sebagai keturunan al-Saud dan berhak atas tahta telah menyebabkan kekacauan di dalam kerajaan(BBC/dbs/bh/sya) |