JAKARTA-Polri telah menurunkan tim khusus untuk menguntit buron Muhammad Nazaruddin. Tim yang terdiri tiga orang ini terus memantau pergerakan tersangka kasus dugaan suap Wisma Atlet SEA Games 2011, di tempat persembunyiannya. Termasuk jika Nazaruddin kabur dari negara persembunyiannya sekarang.
"Tiga (petugas) cukup. Kalau banyak-banyak dalam tim, sama saja dengan menghabis-habiskan uang (negara),” kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen Sutarman kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (29/7).
Menurut dia, tim tersebut akan mengawasi gerak-gerik mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu. Kemungkinan dia ke luar dari negara persembunyiannya saat ini akan diketahui ke mana tujuannya. Tim melaporkan secara berkala kepada tim induk yang ada Indonesia.
Tim ini, lanjut dia, terus mengikuti Nazaruddin sambil menunggu tindak lanjut dari kepolisian negara setempat. Sebab, untuk menangkap dan memulangkannya, Polri terbentur kebijakan hukum internasional untuk menangkap Nazaruddin.
"Polri menunggu hasil diplomasi dengan negara itu. Kalau negara itu kooperatif dan menangkap, mungkin dengan cara di sana, ia dapat dideportasi atau dikirim ke Indonesia melalui proses hukum internasional. Setelah masuk ke Indonesia, kami akan tangkap," jelas dia
Sutarman menduga Nazaruddin menggunakan paspor asli tapi palsu (aspal), karena negara pelariannya mengaku tidak ada warga ilegal di sana. Namun, polisi belum mengetahui tempat dia membuat identitas aspal tersebut. Polri juga belum mengetahui nama samaran yang digunakan oleh Nazaruddin.
Identitas aspal inilah yang menyebabkan Nazaruddin bebas berpindah negara. Padahal, polisi telah menyebar ciri-ciri Nazaruddin. "Kami memberitahu orang itu ada di sana dengan ciri-ciri seperti ini, DNA-nya, sidik jari, wajahnya dan sebagainya. Semuanya sudah kami kirim," tandas mantan Kapolda Metro Jaya ini.(bie)
|