Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
White Crime    

Tim Dokter RS Polri Bantah Nunun Lupa Ingatan Permanen
Monday 19 Dec 2011 18:02:36
 

Nunun Nurbaeti (Foto: Ist)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Tim dokter RS Polri membantah bahwa tersangka kasus suap cek pelawat Nunun Nurbaeti mengalami penyakit lupa ingatan permanen alias amnesia. Kondisi Nunun saat ini bisa hanya mengalami demensia, yakni penurunan kemampuan intelektual akibat gangguan penyakit stroke dan hipertensi.

"Pada saat pemeriksaan ditanyakan identitas, beliau bisa menjawab saat ditanya nama, usia, alamat jelas, nama anak-anak, dan menantunya, masih ingat. Dia juga mengetahui ditangkap di Thailand. Yang terjadi penurunan fungsi komponen luhur,” kata ahli syaraf dari tim dokter RS Polri,dr. Joko dalam jumpa pers di RS Polri, Jakarta, Senin (19/12).

Pernyataan dr. Joko ini diperkuat psikiater yang masuk dalam tim dokter tesebut, dr. Henny Sp.KJ. keduanya sepekat telah terjadi penurunan fungsi komponen luhur. Derajatnya dari ringan sampai sedang. Memang ada hambatan-hambatan, tapi Nunun mengetahui semuanya. Hanya ia tak mampu menjelaskannya secara berurutan. "NN hanya mengalami demensia," tegas Joko.

Sementara itu, Kepala RS Polri Brigjen Pol. Budi Siswanto menyatakan bahwa kondisi tersangka Nunun Nurbaetie telah membaik. Istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun tersebut, sudah dapat menjalani rawat jalan. Kondisi terakhir Nunun saat ini dinyatakan telah stabil dan dipastikan sudah dapat menjalani pemeriksaan rawat jalan oleh dokter dari KPK.

"Secara umum kondisi psikologis cukup baik ada sedikit inkonsistensi dari cara bicara tapi secara umum baik. Memang NN mengalami sakit gangguan tekanan darah, gangguan neurologis karena pernah stroke, juga ada tren depresi berlebih. Tapi secara keseluruhan sudah lebih membaik dibanding saat pertama kali dirujuk ke sini. Sudah bisa rawat jalan. Seterusnya akan kami serahkan ke tim medis KPK," kata Budi.

Menurut dia, hasil ini merupakan pemeriksaan gabungan yang dilakukan tim dokter yang terdiri dari dokter spesialis neurologi, penyakit dalam, jantung, dokter jiwa, psikolog, serta spesialis gizi. Nunun diketahui menderita penyakit jantung, vertigo, gangguan kecemasan, gangguan tekanan darah (hipertensi) yang sifatnya labil, serta gangguan di lambung.

Tim dokter RS Polri sudah menyerahkan surat hasil pemeriksaan kesehatan Nunun kepada KPK untuk ditindaklanjuti. Semula para dokter sempat kesulitan untuk menangani Nunun, karena menolak asupan makanan dari rumah sakit

“Tapi dengan pendekatan yang baik, akhirnya NN sudah bisa kooperatif dan bersedia diperiksa secara keseluruhan. NN itu adalah pasien kiriman KPK. Pasien saat ini sudah bisa rawat jalan. Tapi untuk bisa diperiksa lagi itu, KPK yang akan memutuskannya," jelas perwira tinggi Polri tersebut.(mic/wmr)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2