FILIPINA, Berita HUKUM - Topan Haiyan menghantam Filipina, Jumat pagi (8/11) dengan kecepatan angin mencapai 235 kilometer per jam. Topan Haiyan, badai terkuat di dunia tahun ini, menyerang Filipina dengan angin berkecepatan 235 km/jam.
Badai kategori lima itu berpusat 62 km di tenggara Guiuan, provinsi Samar Timur Filipina, seperti disampaikan oleh badan cuaca nasional.
Regu penolong dilaporkan telah kehilangan kontak dengan Guiuan, kota yang berpopulasi 47.000 orang. Sekolah-sekolah dan gedung perkantoran di wilayah itu ditutup dan ribuan orang telah dievakuasi. Badai ini diperkirakan tidak akan melanda ibukota Manila, yang terletak jauh di utara.
Jeff Masters, ahli meteorologi dan direktur di perusahaan swasta Weather Underground, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa akan ada "kerusakan yang sangat besar."
"Kerusakan akibat angin kencang diperkirakan akan menjadi yang paling ekstrim dalam sejarah Filipina," tambahnya.
Seorang ahli meteorologi lainnya, Eric Holthaus, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa Hailan dapat menjadi "serangan badai terkuat dalam sejarah."
Bantuan darurat
Kepala pertahanan sipil regional Rey Gozon mengatakan kepada radio DZBB bahwa aparat di Huiuan tidak dapat dihubungi untuk mengetahui informasi akan kerusakan atau kematian.
Ahli cuaca Mario Palafox dari biro cuaca nasional mengatakan mereka kehilangan kontak dengan staf di kota itu. Hailan diprediksi akan bergerak di Laut Cina Selatan di utara Pulau Palawan pada hari Sabtu.
Daerah itu masih berusaha memperbaiki kerusakan akibat gempa berkekuatan 7,3 skala Richter di pulau Bohol bulan lalu.
Sekitar 5.000 orang masih tinggal di tenda-tenda darurat karena rumah mereka ambruk dalam gempa yang menewaskan 200 orang itu.
Militer mengatakan mereka mengantarkan bantuan makanan dan bantuan darurat lainnya ke masyarakat di kawasan yang terpencil dan mereka sudah mempersiapkan helikopter untuk keperluan itu.
Sejauh ini, sebanyak 15 ribu tentara telah dikerahkan ke zona-zona bencana. Demikian disampaikan juru bicara militer Letkol Ramon Zagala seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (9/11).
Menurut Kapten John Andrews, Wakil Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Internasional, mengatakan setidaknya ada 100 jasad ditemukan tergeletak di jalanan kota Tacloban.
Namun, pihak pemerintah Filipina belum merillis kepastian jumlah korban tewas akibat badai terdahsyat di dunia tahun ini.
Presiden Benigno Aquino memperingatkan warganya agar segera mengungsi dari wilayah-wilayah yang terancam badai dan meminta awak kapal agar tetap berada di pelabuhan.
Ia meyakinkan rakyat bahwa pesawat kargo dan helikopter militer sudah disiagakan bersama dengan 20 kapal angkatan laut.
"Tidak ada topan yang bisa menaklukkan rakyat Filipina jika kita bersatu," kata Aquino dalam pidato di televisi.
Ahli meteorologi Tropis Dr Jeff Masters yang dilansir weather.com menambahkan bahwa, dengan kecepatan angin di 195 mph dan berembus ke 235 mph, badai adalah siklon tropis terkuat pada catatan yang pernah membuat daratan dan "siklon tropis terkuat ke-4 dalam sejarah dunia. Rekor sebelumnya dipegang oleh Atlantik Badai Camille 1969, yang membuat pendaratan di Mississippi dengan 190 mph angin".(BBC/wtr/bhc/sya) |