GORONTALO, Berita HUKUM - Sudah 19 tahun Gorontalo berpisah dari Provinsi Sulawesi Utara (Manado), selama itu pula kita bisa merasakan kebebasan dari segala bentuk keterbatasan dan kekurangan yang ibaratnya bagaikan katak dalam tempurung. Dan kini Provinsi Gorontalo telah berubah menjadi Daerah yang patut diperhitungkan di kancah Nasional dengan sederet prestasi yang membanggakan, salah satu contoh di bidang olah raga, Provinsi Gorontalo bisa melahirkan beberapa atlit olah raga Sepak Takraw kelas dunia yang bisa mempersembahkan medali emas di level internasional.
Tapi sayangnya, segudang prestasi ini tidak di barengi dengan penurunan angka kemiskinan yang signifikan, belum lagi angka pengangguran yang cenderung bertambah.
Ketua REI Arifin Jakani berharap momentum HUT Provinsi ini kita harus mengoreksi diri sendiri masing-masing.
"Dalam bahasa islam ibda' binafsik, artinya kita harus mengoreksi diri kita sendiri, apa yang telah kita buat untuk Provinsi ini, bukan kita bicara persoalan euforia perjalanan Provinsi, anggaplah itu adalah catatan sejarah, tapi kita sebagai warga Gorontalo harus lebih berpikir bijaksana untuk kembali merenungi diri kita, apa yang telah kita sumbangkan untuk Provinsi ini, karena kalau kita semua cuma berpikir bahwa kemajuan Provinsi hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah dan DPRD, maka kita tidak akan maju," jelas Anggota DPRD Provinsi ini.
Ia mengatakan, semua itu harus menjadi tanggung jawab bersama, disitu ada masyarakat, politisi, penegak hukum, DPRD dan Pemerintah.
"Jangan sampai kita menjadi tamu di Negeri kita sendiri, kita banyak menyaksikan bahwa dengan perputaran ekonomi dan terbukanya pasar bebas, maka tidak menutup kemungkinan orang Gorontalo menjadi babu atau tukang suruh di kampungnya sendiri," urainya.
Anggota komisi II ini berharap jangan sampai terjadi, maka ini harus perlu berikan pemahaman kepada masyarakat, harus tumbuhkan etos kerja mereka.
Bila bandingkan pertumbuhan ekonomi Gorontalo dengan Provinsi Maluku Utara, Bangka Belitung, Banten dan bahkan dengan Sulawesi Barat, "Malahan mereka dari tingkat pendapatan perkapita sangat tinggi, sehingga ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita," cetusnya.
Ia berharap HUT Provinsi Gorontalo untuk memberikan muatan-muatan moral kepada generasi muda, bahwa pentingnya didirikankan Provinsi Gorontalo ini adalah untuk mereka, "Bukan cuma untuk kita yang menikmati sekarang, tapi untuk mereka dan masa depan mereka dan bagaimana cara mengelola Provinsi ini dan ini tergantung cara pandang kita," tambahnya.
"Kata Ali Bin Abi Thalib, andaikan kemiskinan itu berbentuk seperti manusia, maka saya yang pertama akan menebas dengan pedangku ini, dan mungkin kita tidak paham dengan maknanya, jujur saja, setelah kita evaluasi data dari BPS itu, yang terkaya sekarang itu kebanyakan pendatang ketimbang orang lokal Gorontalo, karena apa, pertama, kita terlalu banyak budaya baku mangiri (tutuhiya) dan itu harus dihilangkan," tegas Arifin.(bh/ra) |