Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Defisit
Tutupi Defisit APBN 2012, Pemerintah Tarik Pinjaman
Wednesday 14 Sep 2011 19:51:55
 

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kemenkeu, Rahmat Waluyanto (Foto: Istimewa)
 
JAKARTA (Berita HUKUM.com) – Untuk menutupi defisit dalam tahun anggaran 2012, pemerintah bakal menarik pinjaman sebesar 1,9 miliar dolar AS untuk menutupi defisit dalam tahun anggaran 2012. Pemerintah pun masih mengandalkan instrumen pinjaman, baik pinjaman luar negeri serta dalam negeri serta penjualan surat berharga negara untuk menutupi defisit anggaran.

Sepanjang 2006-2011 bunga dan pokok utang mengalami peningkatan. "Utang meningkat terus, karena (anggaran RI) masih defisit dan kebutuhan pembayaran utang jatuh tempo," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rahmat Waluyanto dalam rapat kerja dengan Komisi XI di gedung DPR, Rabu (14/9).

Untuk 2012, lanjutnya, pemerintah rencananya akan melakukan pinjaman dari berbagai lembaga internasional baik multilateral maupun bilateral. Rincian pinjaman tersebut, yakni Bank Dunia sebesar 1,3 miliar dolar AS, Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB) sebesar 450 juta dolar AS dan Japan International Corporation Agency (JICA) sebesar 150 juta dolar AS.

Dalam Nota Keuangan dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2012 disebutkan, penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari pinjaman program sebesar Rp 16,9 triliun dan pinjaman proyek sebesar Rp39,1 triliun yang didalamnya termasuk penerusan pinjaman sebesar Rp 9 triliun.

Penarikan pinjaman untuk proyek Pemerintah Pusat sebesar Rp 30,1 triliun tersebut terdiri atas pinjaman proyek pada kementerian/lembaga sebesar Rp 28,3 triliun dan penarikan pinjaman yang diterushibahkan ke pemerintah daerah sebesar Rp 1,8 triliun. “Tahun 2012 kita tarik 1,9 miliar dolar AS,” tandasnya.(inc/ind)



 
   Berita Terkait > Defisit
 
  Banggar DPR dan Pemerintah Sepakati Realisasi Defisit APBN Tahun 2022 di Angka 4,5 Persen
  Banggar: Jangan Sampai Terlena Pelebaran Defisit Lewati 3 Persen di 2023
  DPR Harap Revisi UU KUP Mampu Kembalikan Defisit Anggaran 3 Persen di 2023
  Hafisz Thohir Nilai Tak Perlu Ada Pelebaran Defisit
  Penerimaan Loyo, Defisit APBN Januari 2020 Rp 36,1 Triliun
 
ads1

  Berita Utama
Purbaya Curiga Ada Rp 285,6 T Uang Pemerintah Pusat di Simpanan Berjangka

Kontingen Atlet Senam Israel Tak Diizinkan Masuk ke Indonesia, Ini Penjelasan Menko Yusril

Aliansi Masyarakat Simalungun Tolak Soal Klaim Tanah Adat dan Mendesak Konsistensi Pemerintah

Prabowo di Sidang PBB: Indonesia Siap Kerahkan 20.000 Orang untuk Perdamaian Gaza

 

ads2

  Berita Terkini
 
Ratusan Siswa di Yogakarta Keracunan MBG, Wali Kota Hasto Telepon Kepala BGN

Kepengurusan Partai Ummat Kubu Amien Rais 'Digugat' Para Kader Sendiri

Drama Hukum Tak Berujung, Putusan Final MA Ternyata Dapat Ditambah

KPK Sarankan Mahfud Buat Laporan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat

Purbaya Curiga Ada Rp 285,6 T Uang Pemerintah Pusat di Simpanan Berjangka

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2