SAMARINDA, Berita HUKUM - Kebakaran kembali terjadi di Jl. Slamet Riyadi RT.19 Kelurahan Karang Asam Ilir Samarinda kembali terjadi Selasa (29/7) pukul 14.00 Wita siang tadi menghanguska 7rumah tempat tinggal dan sedikitnya 21 jiwa yang harus kehilangan tempat tinggal. Penyebab kebakaran sendiri diduga atas ulah anak pemilik warung nasih goreng yang bermain api yang menyambar bensin.
Hal tersebut diungkapkan H. Wahyu (51) pemilik rumah tempat tinggal yang sekaligus sebagai pemilik rumah makan Martapura, mengatakan api berasal dari rumah penjual nasi goreng yang belakangan diketahui bernama Wahdi (40), saat mengisi bensin motornya dan anaknya bermain api, sehingga bensinnya tersambar api dan langsung menyala, ujar Wahyu.
“Asal Api dari warung penjual nasi goreng, saat itu penjual nasi goreng sedang mengisi bensin di motornya dan anaknya yang berusia 10 tahun bermain api langsung menyambar dan api langsung menyala dan membesar, menghanguskan semua rumah dan isinya,” ujar Wahyu.
Wahyu juga menambahkan bahwa, saat kebakaran Matahari sangat panas dan anginnya cukup kencang, sehingga api cepat membesar dan melahap selain rumah yang ada di depan juga beberapa rumah yang ada dibelakangnya, beruntung pemadan kebakaran cepat datang dan api dapat dikuasai.
”Saya dan keluarga langsung menyelamatkan diri tanpa menyelamatkan barang yang lainnya, ini hanya pakai pakaian dibadan,’ jelas Wahyu, yang sehari-harinya jual warung nasi Martapura.
Informasi yang diperoleh dari anggota Tanggap Darurat (Tagana) Kaltim, Musdanir (35) bahwa, pihaknya menerima informasi kejadian kebakaran sekitar pukul 14.00 Wita lewat, data yang diperolenya dari kebakaran tersebut ada 5 buah rumah yang hangus terbakar dan dua rumah yang hanya sedikit saja yang terkena kebakaran, ujar Musdanir.
Pantauan BeritaHUKUM.com di lokasi kejadian, sekitar pukul 15.00 Wita api dapat dipadamkan dan sekitar pukul 15.30 Wita beberapa orang warga langsung dibawa ke Mapolres Samarinda yang tidak jauh dari lokasi kejadian untuk dimintai keterangan. Kanit Jatanras Polres Samarinda, IPTU. Dhadhag Anindito, saat dikonfirmasi pewarta di TKP mengatakan, untuk sementara kita belum tahu penyebabnya dan saat ini masih dalam penyelidikan, ujarnya singkat.
”Kita belum tau penyebabnya, saat ini masih dalam penyelidikan,” ujar Anindito.(bhc/gaj) |