DENMARK (BeritaHUKUM.com) – Gerakan unjuk rasa anti Islam yang dimulai di kota Aarhus, Denmark, diharapkan dapat memicu anti islam di Eropa dan menghambat upaya gerakan islam. Hal itu disampaikan Ketua Liga Pertahanan Inggris, EDL, Stephen Lennon pada BBC News, Sabtu (31/3).
Namun menurut Kepala Polisi Aarhus, Mogens Brondum, pihak Polisi Aerhaus mampu menangani unjuk rasa terkait minimnya jumlah pengunjuk rasa dari pihak EDL tersebut.
“Kami mampu mengatasi keadaan. Jumlah mereka sedikit dan tak perlu dikhawatirkan,” papar Mogens Brondum pada wartawan BBC, yang meliput aksi pertemuan dan unjuk rasa sejumlah ketua EDL, mewakili berbagai jaringan di Eropa.
Terkait adanya upaya anti islam dari pertemuan sejumlah ketua EDL itu, pengamat politik dari Universitas Nottingham, Inggris, Matthew Goodwin, mengatakan gerakan ini tetap signifikan meski hanya dihadiri sedikit orang.
"Apa yang kita lihat disini untuk pertama kalinya dalam sejarah politik Inggris adalah sebuah organisasi anti-Muslim memimpin untuk mencoba memobilisasi kelompok anti-Islam Eropa,'' imbuh Goodwin.
Adapun terkait tujuan unjuk rasa, Stephen Lennon tidak mempersalahkan jumlah peserta pendukung anti islam. Menurutnya aksi yang dipimpinya itu adalah awal mula dari gerakan anti islam di eropa.
“Ini hanya awal mula saja. Bulan depan (April), EDL akan melakukan lebih banyak lagi unjuk rasa anti Islam di Eropa,” tandasnya. (bbc/sya/boy)
|