NEW YORK, Berita HUKUM - Untuk kali pertama dalam sejarahnya selama 70 tahun, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuka proses pemilihan sekretaris jenderal yang sebelumnya dilakukan secara rahasia.
Perubahan ini diambil setelah Sidang Umum PBB tahun lalu memutuskan untuk membuat gebrakan dalam penentuan pemimpin badan dunia itu.
Kini delapan kandidat, yang akan menjadi sekjen PBB menggantikan Ban Ki-moon, dihadirkan di hadapan para duta besar 193 negara anggota.
Mereka dicecar pertanyaan mengenai berbagai masalah dunia mulai dari perubahan iklim hingga bagaimana mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Secara bergantian pula, calon-calon diberi kesempatan untuk memaparkan visi dan visi mereka jika terpilih menjadi sekjen PBB.
Acara tersebut berlangsung selama tiga hari mulai Selasa (12/04) di markas PBB di New York.
Bagaimanapun, proses ini dilaporkan tidak akan menjadi penentu tunggal sebab lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris dan Prancis, tetap memegang hak veto.
Kandidat sekjen PBB kali ini adalah Menteri Luar Negeri Montenegro Igor Luksic, mantan Menteri Luar Negeri Masedonia Srgjan Kerim, mantan Menteri Luar Negeri Kroasia Vesna Pucic, mantan Presiden Slovenia Danilo Turk, Dirjen UNESCO Irina Bokova, mantan Menteri Luar Negeri Moldova Natalia Gherman mantan PM Portugal Antonio Guterres, dan mantan PM Selandia Baru Helen Clark.(BBC/bh/sya) |