Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Pidana    
Kasus Suap Buol
Usai Vonis, Hartati: KPK Salah Menentukan Pasal
Monday 04 Feb 2013 15:21:32
 

Hartati Murdaya usai menjalani sidang vonis di pengadilan Tipikor, Jakarta Selatan, Senin (4/2).(Foto: BeritaHUKUM.com/din)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Siti Hartati Murdaya belum putuskan banding atas vonis dua tahun delapan bulan penjara dari hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Usai mendengar vonis, Hartati lebih banyak tertunduk tanpa banyak komentar. Pengusaha yang terjerat kasus suap Bupati Buol itu hanya menilai bahwa KPK telah salah pasal saat menuntut dirinya lima tahun penjara.

Senin (4/2) atau hari ini, hakim Pengadilan Tipikor telah memutuskan vonis pada Hartati. Hakim memberikan waktu tujuh hari baik pada Hartati maupun jaksa KPK untuk melakukan banding atau tidak. Menurut Hartati, jaksa KPK salah pasal saat menuntut dirinya lima tahun penjara. Itu sebabnya, diri saat ini divonis lebih ringan yakni dua tahun delapan bulan penjara.

"KPK yang telah salah menentukan pasal, lalu tetap dilanjutkan. Ini adalah ulah pemerintah yang tidak konsisten," kata Hartati usai menjalani siang vonis, Senin (4/2).

Majelis memvonis 2 tahun 8 bulan dengan denda Rp 150 juta subsider 3 bulan penjara. Sementara tuntutan jaksa lima tahun penjara denda Rp 200 juta subsider empat bulan penjara. Atas vonis dari hakim Gusrizal itu, Hartati belum putuskan akan banding. "Saya pikir-pikir dulu," ujar Hartati.

Direktur Utama PT Hardaya Inti Plantation (PT HIP) dan PT Cipta Cakra Murdaya (PT CCM), Hartati Murdaya itu terbelit suap pemberian uang senilai total Rp 3 miliar yang merupakan "barter" karena Amran Batalipu, Bupati Buol telah menandatangani surat-surat terkait perizinan lahan seperti yang diminta Hartati.

Hal itu untuk surat rekomendasi tim lahan Kabupaten Buol atas izin PT Sebuku seluas 4.500 hektar, surat Bupati Buol kepada Gubernur Sulteng perihal izin usaha perkebunan atas nama PT CCM seluas 4.500 hektar, surat Bupati kepada Kepala BPN terkait HGU kebun kelapa sawit seluas 4.500 hektar, serta atas sisa lahan lainnya seluas 75.000 atas nama PT CCM dan PT HIP yang belum ada HGU-nya agar lahan tersebut tidak diberikan kepada PT Sonokeling Buana.

Hartati memberi uang Rp 3 miliar pada Amran Batalipu yang pada saat itu Amran ingin maju lagi sebagai Bupati Buol. Hartati melalui anak buahnya memberikan uang Rp 3 miliar yang yang dicairkan dua tahap. Rincian Rp 1 miliar melalui Arim dan Rp 2 miliar sisanya melalui Gondo Sudjono.(bhc/din)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

 

ads2

  Berita Terkini
 
Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2