JAKARTA-Kecaman terhadap Ketua DPR Marzuki Alie yang ingin KPK dibubarkan, makin deras mengalir. Bahkan, ada yang menganggap usulan pimpinan Partai Demokrta tersebut adalah pemikiran sesat. “Pembubaran KPK adalah pemikiran sesat. Sebenarnya bukan KPK yang dibubarkan, tapi penguasa dan kekuatan politik yang harus berhenti mengintervensi KPK," kata anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo saat dihubungi di Jakarta, Minggu (31/7).
Bambang juga meminta penguasa dan kekuatan politik untuk memperkuat KPK. Hal ini sangat penting, agar program pemberantasan korupsi berjalan sesuai dengan harapan masyarakat dan Indonesia bebas dari korupsi. “Penegak hukum yang terlalu tunduk pada dominasi kekuasaan, justru akan menyebabkan kegagalan untuk memerangi korupsi itu sendiri,” tuturnya.
Terkait tudingan Nazarudin yang ditujukan ke sejumlah pejabat KPK, politisi Partai Golkar ini menganggapnya sebagai bentuk kooptasi. "Tudingan Nazaruddin tentang upaya 'membangun sinergi' antara oknum politisi dan oknum penegak hukum di KPK merupakan bentuk kooptasi oleh kekuatan politik," imbuhnya.
Bambang menambahkan, kalau penguasa dan kekuatan politik ingin menunjukkan kesungguhan memerangi korupsi, harus ada kemauan untuk berhenti mengkooptasi KPK. Untuk menjadikan KPK kuat dan independen, tidak ada jalan lain, kecuali penguasa serta kekuatan politik harus berhenti mengkooptasi lembaga ini.
Pengalihan Isu
Sementara itu, pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, Marzuki melontarkan wacana pembubaran KPK bukan tanpa alasan. Ketua DPR itu dianggap sedang bermanuver untuk mengalihkan isu Nazaruddin yang menggerogoti Partai Demokrat (PD) selama ini.
"Kesannya iya sengaja untuk mengalihkan isu. Tapi maksudnya bukan mau menyelesaikan masalah Demokrat tapi malah menambah stigma kepada Demokrat. Jangan salahkan kalau masyarakat menilai Partai Demkrat identik dengan korupsi," ujar Ray.
Dirinya berani menjamin, pernyataan Marzuki ini adalah keinginan sebagian besar kader Partai Demokrat. Mereka ketar-ketir kalau KPK bisa membongkar kasus dugaan korupsi pembangunan wisma atlek SEA Games tersebut. Apalagi dengan ‘nyanyian’ Nazaruddin yang makin membuka borok dan kebobrokan Demokrat.
Ray menilai, slogan antikorupsi yang selama ini didengungkan partai itu, seolah omong kosong semata. "Akhirnya terbukti dengan sendirinya bahwa pidato-pidato Presiden SBY hanya basa basi. Pada kenyataannya satu per satu memperlihatkan kepada kita isi yang paling dalam dari elit Demokrat dan mereka sebenarnya tidak berani kepada koruptor," jelasnya.(rob/bie)
|