YOGYAKARTA, Berita HUKUM - Kesebelasan Pondok Pesantren Walisongo Sragen, Jawa Tengah (Songo FC) berhasil lolos ke babak final Liga Santri Nusantara (LSN) U-18 2016 setelah menundukkan tim Al Asyariyah Banten dengan skor tipis 0-1, pada pertandingan yang dihelat di stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (29/10) sore.
Hasil ini, mengantarkan tim berjuluk "Songo FC" ini ke babak final, menghadapi kesebelasan Nur Iman Mlangi, Yogyakarta, pada Final LSN 2016 yang digelar, Ahad/ Minggu (30/10) di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta nanti pukul 15.00 Wib atau saksikan Final LSN 2016 Live di TVOneNews pkl 15.00 Wib.
Sementara, sebelumnya pada babak delapan besar seri nasional Liga Santri Nusantara 2016, kesebalasan Nur Iman Mlangi menang 3-2 atas Thoriqun Najah Aceh Selatan di stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta pada Jumat sore (29/10).
Sedangkan, Salafiyah Al-Falah terpaksa harus menelan pil kekalahan pada pertandingan semifinal Liga Santri Nusantara 2016 yang berlangsung Sabtu (29/10) sore di Stadion Sulatan Agung, Bantul, setelah ditaklukan oleh tim tuan rumah Nur Iman, Mlangi Yogyakarta dengan skor 2 - 0.
Hal tersebut tak lepas dari strategi yang dilakukan oleh pelatih Nur Iman Eko Setiawan yang mendorong anak asuhnya untuk bisa menciptakan gol pertama kali, guna mematahkan mental pemain lawan, dan itu berhasil.
Atas kemenagan ini pelatih Nur Iman Mlangi Eko Setiawan bersyukur bisa melaju ke babak final LSN 2016. "Kami akan menyiapkan yang terbaik untuk laga final besok. Siapapun lawannya kami siap menjadi juara," tandasnya.
Sementara, untuk nama yang di gunakan kesebelasan Walisongo dan Kesebelas Nur Iman diketahui adalah tokoh-tokoh utama umat Islam di Indonesia, yakni Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Sedangkan, Kiai Nur Iman Mlangi atau RM Sandeyo (diperkirakan lahir pada sekitar abad ke-18 atau tahun 1700-an) adalah pendiri dari dusun Mlangi Sleman, Yogyakarta. Mlangi merupakan Kiai pertama yang mengajarkan agama Islam kepada masyarakat setempat sehingga dusun yang dibangun disebut "Mulangi" atau Mlangi.
RM Sandeyo adalah putra pertama dari RM Suryaputra yang bergelar Raja Amangkurat IV dengan RA. Retno Susilowati, putri dari pahlawan nasional Untung Suropati yang saat itu bergelar Adipati Wiranegoro. RM Sandeyo juga merupakan saudara tertua para tokoh kerajaan Mataram antara lain Pangeran Mangkunegara I, Raja Pakubuwana II, dan Raja Hamengkubuwana I.
RM Sandeyo adalah kakak tertua yang tidak mau menjadi Raja dan memutuskan untuk tinggal di luar kraton dan membaur bersama penduduk. Kemudian dia tinggal di sebuah desa, berganti nama menjadi Kiai Nur Iman, dan mengamalkan ilmu yang diperoleh di pesantren. Di situ dia mendirikan pondok pesantren yang selanjutnya dikenal dengan nama Pondok Mlangi, dan tempat tinggalnya pun disebut Mlangi. Area tempat tinggal Kiai Nur Iman merupakan tanah pemberikan Sultan Hamengkubuwono I dan menjadi tanah perdikan yang bebas pajak. Kiai Nur Iman meninggal dan dimakamkan di halaman belakang masjid yang dibangun tahun 1760. Kini masjid dan makam Kyai Nur Iman menjadi tempat ziarah berbagai kalangan dari seluruh pelosok tanah air.(wiki/Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi/nu/ligasantrinusantara/bh/sya) |