JAKARTA, Berita HUKUM - Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah menyimpulkan ada tujuh belas karakter berkemajuan KH Ahmad Dahlan.
Pertama, Kiai Dahlan itu seorang ningrat tetapi tetap merakyat.
Kedua, seorang yang puritan, tauhidnya bertauhid yang murni tetapi sangat inklusif dalam pergaulan. "Kita bisa baca itu misal dalam bukunya Sutrisno Putoyo, atau mungkin Solihin Salam yang mengungkap pergaulan Kiai Dahlan yang sangat luas," kata Mu'ti, Ahad (18/4).
Ketiga, seorang yang kritis tetpi juga konstruktif. Kiai Dahlan itu seorang yang gelisah dengan berbagai persoalan yang ada tetapi langsung memberikan solusi bagaimana menyelesaikan masalah itu.
Keempat, seorang Priyayi yang melayani. Kalau dilihat dari silsilah keluarganya, di lingkungan Kraton itu termasuk kalangan ningrat dan priyayi karena Kiai Dahlan sebagai Khatib Amin, mendapatkan gelar Raden Ngabei yang hampir jarang disebut.
Kelima, seorang yang kaya tetapi bersahaja.
Keenam, seorang hartawan tetapi juga dermawan. Kita semua tahu bagaimana kedermawanan Kiai Dahlan selama ini.
Ketujuh, seorang yang alim tetapi tidak ekstrim. Kiai Dahlan itu ketika ada masalah yang dikemukakan adalah cara-cara berdialog.
Kedelapan, Kiai tetapi tidak semuci. Banyak sekarang orang yang merasa dirinya Kiai paling bersih dan suci, yang suka menyalah-nyalahkan orang lain. Kiai Dahlan tidak merasa dirinya paling baik dan bersih.
Kesembilan, seorang yang teguh tetapi tidak angkuh. "Kalau kita baca berbagai literatur Kiai Dahlan adalah orang yang teguh tetapi tetap hormat pada siapapun," ungkap Mu'ti.
Kesepuluh, seorang yang elit tetapi tidak elitis.
Kesebelas, seorang keturunan arab tetapi tidak kearab-araban. Kiai Dahlan ini bisa disebut sebagai habib tetapi tidak pernah disebutkan gelar habibnya itu. Maka di Muhammadiyah tidak banyak habib.
Keduabelas, seorang Jawa tetapi tidak kejawen.
Ketigabelas, seorang guru tapi tidak menggurui. Kiai Dahlan itu suka berdialog dan mendengar masukan.
Keempatbelas, seorang yang terbuka tetapi tidak liberal. Pikirannya sangat terbuka tapi tidak liberal masih menjalankan perintah agama.
Kelimabelas, seorang yang taat tapi tidak radikal.
Keenambelas, seorang yang bersahabat tapi tidak menjilat.
Ketujuhbelas, seorang yang berani tapi tetap rendah hati.
Ketujuhbelas karakter berkemajuan Kiai Dahlan inilah yang menjadi karakter penting bagaimana Muhammadiyah di masa depan dan diharapkan ketujuhbelas karakter ini dapat diamalkan seluruh warga dan elemen Persyarikatan.(muhammadiyah/bh/sya) |