JAKARTA, Berita HUKUM - Saat Amien Rais tampil menjadi tokoh yang berani berorasi dan bergerak melawan rezim orde baru yang berkuasa selama 30 tahun, Amien bersama mahasiswa pada tahun 1998 tampil serta berani menantang berbagai ancaman dan bahaya waktu itu, patutlah di apresiasi.
Tidak bisa ditampikan, Amein Rais dikenal selama ini mendapat predikat sebagai bapak Reformasi di Indonesia.
Menurut Muhajir Sodruddin, SH, MH sebagai Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (Wasekjen DPP PAN), tidak bisa menafikan sejarah, karena memang Amien Rais adalah motor sejarah reformasi pada 1998. Prof. Dr. H. Amien Rais juga tokoh pemimpin Muhammadyah sebagai ormas besar.
"Jangan ragukan kepemimpinan Amin Rais sebagai pemimpin ormas besar, serta jangan ragu atas Merah Putih pak Amin Rais," ujar Muhajir, Rabu (9/5).
Lanjut Muhajir, pak Amin Rais itu orang tua (sepuh) yang berlomba-lomba memperjuangan kebaikan atau amar maruf nahi munkar, maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.
"Keliru kalau Amien Rais dituding pecundang, karena ketika itu Amien berani tampil paling depan menantang segala bahaya saat reformasi," tegasnya.
Lebih lanjut, menurut Muhajir, Amien Rais tidak butuh pengakuan, karena masyarakat dapat membuktikan keberanian Amien Rais tampil pada saat masa pemerintah orde baru untuk membela rakyat.
"Menjadi pertanyaan, koq tiba-tiba pada belakangan ini muncul penyataan, ada politisi mengatakan bahwa Amien Rais bukan bapak reformasi. Ini pertanda ada apa?," tanya Muhajir.
Menurut Muhajir, bahwa Amien Rais jauh dari pencintraan. Kita seharusnya berterimakasih kepada Amien Rais atas jasanya pada saat reformasi.(bh/as) |