JAKARTA, Berita HUKUM - Bercerita tentang makanan memang tidak ada habisnya. Tapi apa sih yang membuat kita tergiur akan sebuah makanan? Yah, pada umumnya bau makanan memang sangat dominan dalam menguatkan citarasa dan pastinya untuk menarik hidung para penikmatnya, tetapi tetap rasa lah yang membuat pengalaman makan tak terlupakan.
Semua ketertarikan akan makanan memang berawal dari bau atau aroma, karena secara alami bau atau aroma lah yang menjadi daya tarik suatu makanan. Setelah itu baru penmpilannya, yaitu seperti apa makanan tersebut disajikan, jadi bukan kebetulan jika Koki dianggap seperti artis. Terakhir baru rasa dan teksturnya.
Namun sering kali kita melupakan beberapa hal yang ternyata akan mempengaruhi rasa makanan. Jika kita perhatikan, seringkali kita mendengar keluhan seseorang tentang suara bising di restoran atau musik yang tidak enak di dengar saat makan. Lalu bagaimana jika kamu makan di rumah? Musik seperti apa yang kamu pilih?
Contoh paling mudah yang bisa menjelaskan teori ini adalah pesawat. foodpanda, aplikasi pemesanan makanan, begitu penasaran untuk mengungkap misteri ini.
Banyak orang mengeluh betapa mereka tidak menyukai memakan makanan di pesawat, tapi faktanya mereka diam-diam menunggu saat ketika troli makanan tiba di barisannya dan pada akhirnyapun mereka menghabiskan makanan tersebut (atau setidaknya hampir menghabiskannya).
Lalu, apa yang sebenarnya membuat kita tidak menyukai makanan di pesawat? Bau ketika makanan itu di panaskan? Roti bulat yang hangat, tetapi ketika berubah menjadi dingin, kamu bisa menggunakannya untuk bermain bola tenis? Daging aneh yang disajikan dengan saus yang terlihat seperti rekayasa? Yah, sesungguhnya itu semua punya peranan masing-masing, tetapi itu hanya alasan aneh. Ini bukan berarti makanan di pesawat tidak enak, tetapi rasanya menjadi berbeda.
Faktanya adalah ketika kamu berada di atas awan dengan ketinggan 30.000 kaki, selera normalmu tertinggal di permukaan. Indra penciuman dan indra pengecap merupakan hal pertama yang hilang begitu saja ketika kamu berada dalam ketinggian 30.000 kaki, seperti rasa asin dan manis yang hilang ketika kamu berada di dalam sebuah ruangan bertekanan, ini akibat berkurangnya kelembaban, tekanan udara yang rendah dan terakhir yang tidak kalah penting adalah adanya suara bising.
Sudah banyak yang melakukan percobaan mengenai rasa dan yang paling mengejutkan adalah bahwa suara bising kabin sebesar 85dB sama sekali tidak mempengaruhi indra pengecap seperti, pahit, asin, asam, manis dan gurih. Hasil yang paling mencolok, rasa asin dan manis berkurang, ketika rasa gurih meningkat di bawah kondisi suara bising kabin. Dari hasil percobaan ini, disarankan untuk menggunakan bahan atau makanan dengan kandungan gurih yang tinggi ( seperti kedelai atau saus ikan, keju, daging, tomat) yang dapat membuat makanan terasa lebih nikmat di dalam kondisi kabin pesawat.
Sadarkah kamu berapa banyak orang memesan jus tomat di dalam pesawat? Itu karena tomat memiliki kandungan gurih yang tinggi. Bahkan media melaporkan bahwa “German Airline Lufthansa melayani penumpangnya dengan jus tomat”. Ini karena jus tomat memiliki rasa gurih yang kuat, diatas ketinggian 30.000 kaki.
Jadi lebih baik memilih rasa makanan yang memiliki kandungan gurih tinggi: pilihlah tomat, daging sapi, daging ayam, keju, wortel dan keju. Atau mungkin cara lain untuk menghindari rasa tidak enak pada makanan di pesawat, yaitu menggunakan penutup telinga.(fp/bh/sya)
|