Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Palestina
'Gencatan Senjata' Israel-Gaza Dimulai, Warga Cemas akan Pecah Perang
2019-11-17 15:42:56
 

Gencatan senjata diberlakukan setelah terjadi pertempuran selama dua hari..(Foto: REUTERS)
 
PALESTINA, Berita HUKUM - Militer Israel menyatakan semakin banyak roket yang ditembakkan dari Gaza ke Israel bagian selatan, beberapa jam setelah gencatan senjata dengan milisi Palestina berlaku.

Gencatan senjata antara Israel dan milisi di Gaza diterapkan setelah terjadi pertempuran sengit selama dua hari, yang terjadi sesudah Israel membunuh komandan Jihad Islam Palestina (PIJ) Baha Abu al-Ata.

Juru bicara PIJ, Musab al-Braim telah memastikan kesepakatan gencatan senjata.

"Kami mengonfirmasi bahwa kami telah mencapai gencatan senjata, di bawah arahan Mesir. Kesepakatan mulai berlaku pada jam 05:30 waktu setempat, sementara pihak pendudukan (Israel) dipaksa untuk menyepakati persyaratan yang diajukan pihak perlawanan Palestina. Persetujuan dibuat Jihad Islam yang mewakili Palestina," katanya.

"Persyaratannya adalah menghentikan operasi pembunuhan, melindungi pengunjuk rasa yang melakukan demonstrasi di perbatasan terkait dengan hak untuk kembali dan dimulainya penerapan berbagai langkah untuk menghentikan pengepungan," tambah al-Braim.

Warga Palestina menghadiri pemakaman anggota milisi Islamic Jihad, Ahmad Sharab dan Haytham Albikri, di Jalur Gaza bagian selatan (14/11).Hak atas fotoAFP GETTY
Image captionWarga Palestina menghadiri pemakaman anggota milisi Islamic Jihad, Ahmad Sharab dan Haytham Albikri, di Jalur Gaza bagian selatan (14/11).

Gencatan senjata mendapat sambutan beragam di kalangan penduduk Gaza.

"Selama beberapa hari terakhir, kehidupan kami bagaikan horor, warga ketakutan dan menduga akan pecah perang. Alhamdulillah, sekarang situasi tenang berkat usaha yang dilakukan," kata seorang pria di Gaza.

Namun seorang warga lainnya berpendapat gencatan senjata memberikan sinyal yang salah.

"Kami tidak menghendaki ketenangan. Kami adalah rakyat yang dikepung dan tinggal di tengah kehancuran. Israel melumpuhkan segala pergerakan dan kami tidak ingin menembakkan roket ke Tel Aviv atau Yerusalem. Kami ingin pergerakan mereka juga dilumpuhkan seperti kami," kata Emad Tawel.

Sebelum gencatan senjata ini, satu keluarga beranggotakan delapan orang meninggal dunia karena serangan udara Israel terhadap Gaza, kata pihak Palestina.

Israel menyatakan lebih dari 20 warga Palestina yang menjadi korban adalah milisi.

Puluhan warga Palestina dan Israel lainnya terluka, menurut sejumlah sumber kesehatan dari kedua pihak.


Lebih dari 400 roket ditembakkan ke arah Israel oleh kelompok milisi Jihad Islam Palestina, kata militer Israel, saat Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap apa yang mereka sebut sebagai sasaran PIJ.



Konflik terjadi antara Israel dan milisi di Gaza.
Image captionKonflik terjadi antara Israel dan milisi di Gaza.

Konflik terjadi setelah Israel membunuh komandan tertinggi PIJ, Baha Abu al-Ata dalam serangan sebelum dini hari pada hari Selasa (12/11). Israel menyatakan al-Ata bertanggung jawab atas penembakkan sejumlah roket dari Gaza dan telah merencanakan serangan lanjutan.

Korban satu keluarga

Peristiwa yang paling mematikan dalam konflik dua hari ini terjadi pada hari Rabu malam (13/11) ketika serangan udara terhadap rumah di Deir al-Balah, Gaza menewaskan keluarga beranggotakan delapan orang.

Kementerian Kesehatan Gaza, yang dijalankan kelompok milisi wilayah itu, Hamas, menyatakan seluruh korban meninggal adalah warga sipil, termasuk seorang perempuan dan anak-anak.

Militer Israel mengatakan serangan tersebut menewaskan seorang komandan PIJ, Rasmi Abu Malhous, yang mereka katakan memimpin unit roket milisi tersebut.

Setelah gencatan senjata dimulai, utusan perdamaian Timur Tengah PBB, Nickolay Mladenov mengatakan baik PBB maupun Mesir "telah bekerja keras untuk mencegah peningkatan aksi kekerasan berbahaya di dan sekitar Gaza menjadi peperangan".

Lewat cuitannya, dia mendesak kedua belah pihak untuk "menunjukkan usaha menahan diri sebesar-besarnya dan turut berusaha mencegah jatuhnya korban".(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Palestina
 
  Insiden Terbunuhnya Ismail Haniyeh Perburuk Situasi Timur Tengah
  Muhammadiyah Konsisten Membela Palestina dari Dulu Hingga Kini
  Enam bulan pertikaian di Gaza dalam angka
  Israel Kembali Perangi Hamas di Gaza, Jeda Pertempuran Berakhir
  HNW: Dukungan Presiden Jokowi Terhadap Kemerdekaan Palestina, Perlu Ditindaklanjuti Dengan Konkret
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Judi Haram dan Melanggar UU, PPBR Mendesak MUI Mengeluarkan Fatwa Lawan Judi

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2