JAKARTA, Berita HUKUM - PT Pertamina menilai kerugian gas elpiji 12 kilogram hingga akhir tahun ini mencapai Rp 4,6 triliun. Dari jumlah kerugian tersebut, Pertamina berencana menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 2.000 tahun depan.
Menurut Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya Yuktyanta, kenaikan elpiji tersebut dapat menekan kerugian yang dialami oleh persero sebesar Rp 1,2 triliun.
“Jika melirik hasil penjualan LPG 3 kilogram, keuntungan yang diperoleh masih tipis, dan tetap tidak bisa menutupi kerugian, bahkan defisit bisa juga lebih besar dari tahun ini,” ungkap Hanung saat ditemui usai acara 55 Tahun Pertamina di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Minggu (16/12).
Sebelumnya, pemerintah menegaskan tidak akan serta merta menyetujui rencana PT Pertamina menaikkan harga jual gas elpiji 12 kg tahun depan. Pertimbangannya, daya beli masyarakat akan terpukul. Hal ini dilatarbelakangi pada tahun depan juga diberlakukan kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
Kenaikan harga gasl elpiji 12 kg tersebut sudah lama diusulkan, akan tetapi Pertamina belum menerapkannya. Kenaikan ini memerlukan persetujuan dari pemerintah, ke depan, akan melihat waktu yang tepat untuk menaikan harga. Hal itu dikarenakan kerugian tersebut (subsidi) diberikan kebanyakan kepada orang yang mampu.(rm/ipb/bhc/opn) |