Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Partai Golkar
ARB: Mereka yang Tolak Munas 2014 Justru Sebelumnya Ngotot
Sunday 30 Nov 2014 20:14:00
 

Ilustrasi. Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias ARB.(Foto: BH/mnd)
 
BALI, Berita HUKUM - Munas Partai Golkar akhirnya terlaksana di Bali hari ini Minggu (30/11) dan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias ARB, membantah bahwa dia yang memaksakan kehendak untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) partai itu di Bali, 30 November sampai 3 Desember 2014.

Dia menegaskan, keputusan penyelenggaraan Munas itu adalah hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Yogyakarta pada 17 November 2014. Rapimnas adalah forum tertinggi kedua setelah Munas, yang dihadiri para pimpinan Golkar tingkat provinsi se-Indonesia.

“Rapimnas memutuskan Munas dipercepat dengan alasan semua agenda besar nasional (Pileg, Pilpres, pembentukan pimpinan MPR dan DPR, dan pembentukan kabinet) sudah selesai. Karena itu, Rapimnas berpandangan tidak ada alasan lagi untuk menunda Munas,” kata ARB melalui akun resmi Twitter-nya, @aburizalbakrie, Minggu, 30 November 2014.

“Para tokoh Partai Golkar yang kini mengatasnamakan diri sebagai Presidium Penyelamat Partai (Agung, Priyo, dll) juga hadir dalam Rapimnas. Mereka saat itu juga tidak pernah menyatakan tidak setuju.”

Dia mengingatkan bahwa mereka yang menolak Munas adalah kader yang justru sebelumnya berkeras menuntut forum lima tahunan itu diselenggarakan tahun 2014. Belakangan mereka menuntut Munas dilaksanakan pada Januari 2015.

“Jangan lupa, mereka yang sekarang bersikeras agar Munas diselenggarakan Januari 2015 adalah mereka yang sebelumnya ngotot (kukuh) minta Munas tahun 2014,” ujarnya.

Dalam serial twit-nya, ARB juga membeberkan fakta bahwa Agung Laksono, Wakil Ketua Umum, sempat membujuknya untuk melanggar keputusan Rapimnas untuk menyelenggarakan Munas pada Januari 2015. “Saya nyatakan tidak bisa. Sebagai kader Golkar yang loyal dan taat pada organisasi, tidak ada kata lain selain tunduk dan patuh pada keputusan Rapimnas. Apalagi, dalam hierarki organisasi Rapimnas adalah institusi tertinggi di bawah Munas.”

Soal Yorris

ARB menyambut baik niat Yorris Raweyai yang akan memperbaiki Partai Golkar. Tapi, katanya, sebaiknya niat itu dilakukan dengan cara-cara yang sesuai aturang Partai. “Yakni sesuai dengan AD/ART dan dilakukan melalui adu argumentasi intelektual, bukan adu kekuatan fisik atau kekerasan.”

Dia menjelaskan bahwa bahwa Yoris bukan fungsionaris/pengurus DPP (Dewan Pimpinan Pusat) sehingga dia tidak berhak masuk dan mengikuti sidang pleno DPP. Yoris juga mengklaim membawa massa Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). “Padahal, dia bukan lagi Ketum (Ketua Umum) AMPG. Sebab Ketum saat ini adalah Ahmad Doli Kurnia.”

Sementara, ribuan kader Partai Golkar serta para pemegang mandat tertinggi hadir pada forum tertinggi partai Golkar menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) IX partai itu di BICC The Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Minggu, 30 November 2014. Pada kesempatan itu, mereka terus mengeluk-elukan nama Aburizal Bakrie (ARB). "Hidup ARB! hidup ARB!” mereka memekik bersahut-sahutan.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Idrus Marham memastikan bahwa Munas berlangsung secara jujur, adil, transparan, dan demokratis. "Kita pastikan itu.”

Ia menampik ada upaya mengondisikan sejumlah kader untuk mendukung ARB. Menurutnya, komunikasi politik dalam internal Partai merupakan hal wajar. "Kita ini keluarga besar. Komunikasi politik itu biasa sebagai keluarga. Tapi tidak ada perjanjian apa pun," katanya.

Pembukaan Munas itu dihadiri para petinggi partai politik Koalisi Merah Putih. Di antaranya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Harian DPP Demokrat Syarief Hasan, Presiden PKS Anis Matta, dan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa.

Tampak pula di barisan tamu kehormatan, Ketua DPR RI Setya Novanto, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais, Ketua Umum PPP Djan Farid, mantan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Ketua Umum PBB MS Kaban, dan Ketua Umum Ormas Perindo, Hary Tanoesoedibjo.(arief/ren/viva/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Partai Golkar
 
  Ditanya soal 'Raja Jawa' yang Disinggung Bahlil, Begini Respons Sri Sultan HB X
  Munas XI Partai Golkar Digugat ke PN Jakarta Barat,Begini Nasib Bahlil Sebagai Ketum Baru?
  Buka Fun Football Pekan Olahraga KAHMI, Bamsoet Tegaskan Capres Golkar Airlangga Hartarto
  Henry Indraguna Masuk Daftar Dewan Pakar Partai Golkar Masa Bakti 2019-2024
  Henry Indraguna Kini Menjadi Tenaga Ahli Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2