Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Islam
Aksi Boikot Warnai Acara Penghargaan Majalah Charlie Hebdo
Wednesday 06 May 2015 13:11:44
 

Peter Carey menjadi salah satu penulis yang memboikot acara penghargaan untuk majalah Charlie Hebdo. Majalah Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad pada Januari lalu.(Foto: Twitter)
 
NEW YORK, Berita HUKUM - Sejumlah penulis melakukan aksi boikot saat majalah satir Charlie Hebdo menerima penghargaan kebebasan berpendapat dari asosiasi penulis terkemuka atau PEN di New York, Selasa (5/5) malam waktu setempat. Enam penulis yang terdiri dari Michael Ondaatje, Peter Carey, Rachel Kushner, Teju Cole, Taiye Selasi, dan Francine Prose mengatakan acara penghargaan tersebut sengaja merayakan intoleransi budaya majalah Charlie Hebdo.

Carey, penulis yang memenangi Penghargaan Booker, mengatakan peran PEN ialah melindungi kebebasan berpendapat dari penindasan pemerintah.

“Kejahatan yang keji telah dilakukan, namun apakah aspek kebebasan berpendapat yang membuat PEN America merasa paling benar? Semuanya ini diperumit oleh sikap PEN yang seolah buta terhadap arogansi budaya masyarakat Prancis yang tidak mengenali kewajiban moral terhadap segmen populasinya yang besar dan tidak berdaya,” kata Carey.

Selain Carey dan kelima rekannya, terdapat sedikitnya 100 penulis yang telah melayangkan surat protes atas kebijakan PEN dalam memberi penghargaan kepada majalah Charlie Hebdo.

Majalah tersebut telah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, pada Januari lalu. Beberapa hari kemudian sejumlah orang bersenjata menyerang kantor redaksi majalah di Paris sehingga menewaskan 12 orang, termasuk editor Stephanne Charbonier.

Kebebasan berpendapat

Namun, Ketua PEN Andrew Solomon menegaskan pemberian penghargaan kepada majalah Charlie Hebdo patut dilakukan.

”Membela orang-orang yang meninggal karena melaksanakan kebebasan berpendapat ialah pokok perjuangan PEN. Staf Charlie Hebdo telah bertahan dan penghargaan malam ini mencerminkan penolakan mereka untuk menerima aksi kekerasan,” kata Solomon.

Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Gerard Biard danJean-Baptiste Thoret, menerima secara langsung penghargaan PEN tersebut.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Islam
 
  Sejarah Kuil Rama di Ayodhya Dibangun Setelah Umat Hindu Merobohkan Masjid Berusia 500 Tahun
  Forum Umat Islam Bersatu Laporkan Zulkifli Hasan ke Bareskrim Polri
  Pembakaran Al Quran di Swedia, Legislator Ingatkan: Ini Bisa Melukai Hati Umat Islam Sedunia
  LDII Sebut Muhammadiyah Kakak Tertua
  Haedar : Amaliyah Islam Membawa Kemajuan dan Melahirkan Madinah Al Munawaroh
 
ads1

  Berita Utama
5 dari 6 Orang Terjaring OTT KPK Ditetapkan Tersangka Kasus Proyek Jalan di Sumatera Utara

Pengurus Partai Ummat Yogyakarta Buang Kartu Anggota ke Tong Sampah

Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

 

ads2

  Berita Terkini
 
Psikiater Mintarsih Ungkap Kalau Pulau Dijual, Masyarakat akan Tambah Miskin

5 dari 6 Orang Terjaring OTT KPK Ditetapkan Tersangka Kasus Proyek Jalan di Sumatera Utara

Psikiater Mintarsih: Masyarakat Pertanyakan Sanksi Akibat Gaduh Soal 4 Pulau

Terbukti Bersalah, Mantan Pejabat MA Zarof Ricar Divonis 16 Tahun Penjara

Alexandre Rottie Buron 8 Tahun Terpidana Kasus Pencabulan Anak Ditangkap

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2