Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Pemilu    
Pilpres
Amien Rais Bicara Jewer PP Muhammadiyah dan Rezim Pekok di Pengajian
2018-12-17 00:36:07
 

Tampak politisi senior Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais dan Neno Warisman saat acara pengajian kebangsaan oleh Aliansi Pencerahan Indonesia.(Foto: @Aliansi_PI)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais melontarkan peringatan kepada PP Muhammadiyah terkait Pilpres 2019. Dia mengaku bakal menjewer PP Muhammadiyah jika tidak mengatakan harus mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres nanti.

Hal ini disampaikan Tokoh utama reformasi Indonesia, Amien Rais dalam acara Pengajian Kebangsaan dari Aliansi Pencerah Indonesia (API) di Rumah Dakwah Al Hujjah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (16/12).

"Oh saya jewer, kalau perlu saya jewer kalau PP Muhammadiyah tidak mengatakan harus mendukung Prabowo-Sandi. Karena dulu waktu teman saya dulu, Syafii Maarif, waktu saya jadi calon presiden dia mengatakan 'Muhammadiyah terserah masing-masing, sesuai dengan nurani'. Itu kan bukan fatwa, itu menyesatkan. Karena apa? Presiden itu hanya satu. Kalau legislatif ada 600, 700, kalau presiden hanya satu. Either you won or you lose," kata Amien.

Dia kemudian menyinggung soal kebijakan revolusi mental yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, mental tidak menyangkut moral sehingga revolusi mental tidak menjadikan orang-orang bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk.

"Mental itu tidak bisa membandingkan mana hak mana batil. Karena itu nanti kita ucapkan selamat tinggal revolusi mental, kita sambut revolusi moral. Prabowo, Prabowo, nanti kita gelorakan revolusi moral," ujarnya.

Amien kemudian bicara soal usianya yang tak lagi muda dan keinginan untuk meruntuhkan rezim saat ini. Dia juga menyinggung soal sejumlah megaproyek yang uangnya berasal dari asing.

"Saya ini sudah hampir 75, tapi saya masih loncat ke tronton. Ini karena mumpung masih hidup, mumpung masih ada kesehatan. Kalau kita bisa meruntuhkan rezim yang pekok ini, bagaimana amal salih yang monumental yang bisa kita kerjakan," ujarnya.

"Ada 3 megaproyek yang oleh para taipan, para cukong dan para jongosnya di Jakarta itu mengatakan pasti bisa. Yang pertama, reklamasi Teluk Jakarta, nilainya Rp 300 triliun. Yang kedua, megaproyek Meikarta, Rp 280 triliun. Kemudian kereta api cebong, cepat bohong-bohongan, itu Jakarta-Bandung, itu Rp 90 triliun. Modal paling gede itu dari Beijing," sambung Amien.

Dia pun menyebut megaproyek itu kini mangkrak. Salah satu yang dicontohkannya adalah reklamasi Teluk Jakarta yang dihentikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kita punya Anies Baswedan ini, ketika menyambut di Reuni Akbar ini, itu kan keluar takaburnya, tapi takabur yang terpuji. Karena Allah mengatakan takabur kepada orang takabur itu sodaqoh. Dia (Anies) mengatakan, untuk menutup teluk Jakarta itu cuma butuh satu lembar tandatangan," ucap Amien.

Dia mengajak semua jemaah yang hadir untuk berdoa agar pada Pilpres mendatang ada presiden baru yang terpilih. Menurutnya, jika semua umat Islam mendoakan hal yang sama, nantinya pada 17 April 2019 akan ada syukuran.

"Kita maju terus sampai 17 April. Mudah-mudahan. Saya minta sejak sekarang ditambah setengah menit doa. Pakai bahasa Indonesia, Jawa terserah lah, Ya Allah mudah-mudahan Engkau berikan kepada bangsa dan umat Islam presiden baru yang lebih ramah kepada agamaMu, akan membela agamaMu. Tiap setelah salat. Syukur-syukur kalau yang bangun malam itu lebih tokcer lagi. Kalau jutaan umat Islam berdoa sama, itu langit membuka. Kemudian 17 April, magrib kita syukuran," tutur Amien.(haf/dnu/detik/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Pilpres
 
  Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami
  Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae
  Ahli dari Kubu Prabowo Sebut Pencalonan Gibran Sesuai Putusan 90, Hakim MK Bilang Begini
  Bertemu Ketua MA, Mahfud MD Minta Pasangan Prabowo-Gibran Didiskualifikasi di MK
  Tak Mau Buru-buru Soal Hasil Pemilu, Koalisi Amin Kompak Tunggu Pengumuman KPU
 
ads1

  Berita Utama
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Digandeng Polri, Ribuan Ojol Deklarasi Jadi Mitra Jaga Kamtibmas di Monas

 

ads2

  Berita Terkini
 
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Mahfud MD Heran Diminta KPK Laporkan Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Agak Aneh Ini

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2