Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
ISIS
Ancaman Kelompok Pro-ISIS Filipina terhadap Indonesia
2016-10-26 12:36:04
 

Serangan Thamrin dilakukan oleh kelompok pro ISIS dan Pengamanan di Poso pasca peristiwa tewasnya Santoso.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Kekalahan-kekalahan besar yang dialami ISIS di berbagai wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah menimbulkan bahaya lain bagi kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Demikian kesimpulan IPAC -Institute for Policy Analysis of Conflict atau Institut Analisa Kebijakan Konflik- dalam laporan terbarunya.

"Selama dua tahun terkahir, ISIS telah menyediakan sebuah basis baru untuk kerja sama bagi kelompok-kelompok ekstremis di kawasan", kata Direktur IPAC, Sidney Jones.

Menurutnya ada sejumlah kelompok radikal pro-ISIS yang punya kaitan kuat dengan Indonesia.

"Yang paling penting adalah Kelompok Abu Sayyaf di Basilan, satu pulau di selatan Mindanao, yang dipimpin oleh orang yang namanya Isnilon Hapilon yang diakui oleh orang Indonesia di Suriah sebagai 'amir' walaupun dia sendiri tidak terlalu menonjol, tidak terlalu pintar kelihatannya," kata Jones.

"Tetapi karena dia menguasai satu daerah di Basilan," terangnya.

Sidney menjabarkan Abu Sayyaf dianggap penting karena banyak ajakan lewat Telegram ke Basilan di Mindanao bagi para pendukung ISIS jika mereka terlalu sulit berhijtah ke Suriah, khususnya dengan kondisi ISIS yang semakin terpojokkan di Irak dan Suriah.

"Yang kedua adalah kelompok Ansarul Khilafa Phillipnes atau AKP. Sampai tahun lalu, wakil pemimpin (bernama) Tokboy adalah orang Indonesia, mantan JI (Jemaah Islamiyah) yang lama sekali ditahan di Filipina yang punya jaringan erat sekali dengan jaringan pro ISIS di Indonesia, apalagi di Jawa Tengah, karena orangnya sendiri dari Batang."

"Tapi dia tewas pada November 2015 dan kita tidak tahu siapa menjadi perantara antara Indonesia dan AKP sekarang ini, tapi jelas ada," tambahnya.

Selain itu masih ada satu kelompok lain yang berpengaruh, yaitu kelompok Maute.
"Kelompok ini terdiri dari lima kakak beradik yang sejak lama dipengaruhi oleh seorang ustadz dari Tegal yang lari dari Poso pada 2006, yang tewas di Filipina pada 2012. Tapi ternyata salah satu dari pemimpin kelompok itu kawin dengan seorang Indonesia dari Bekasi, dan dia lancar bahasa Indonesia dan sering pakai bahasa Indonesia dalam komunikasi di medsos."

Menurut Sidney Jones, empat kelompok itu bergerak secara aliansi. Mereka mengaku bertanggung jawab atas pemboman yang terjadi di Davao 2 September 2016 lalu. Di luar dugaan, mereka ternyata berkumpul dengan orang dari Indonesia dan Malaysia untuk merencanakan aksi serangan di luar Filipina.

"Salah besar kalau kematian Santoso dilihat sebagai ukuran apakah kelompok ekstrim kuat atau lemah, karena dia sudah lama di pelosok Poso", jawab Sidney Jones ketika ditanyakan sejauh mana potensi kelompok-kelompok ini melancarakan serangan di Indonesia.

Ditambahkannya ada juga potensi terorisme di luar negeri yang lahir dari kelompok-kelompok ektremis.

"Ada banyak kekhawatiran mujahidin yang terpaksa pulang, mereka akan tetap melakukan sesuatu yang bisa melanjutkan perang di Filipina, Malaysia atau Indonesia. Tapi kita tidak tahu kapan mereka akan pulang. Sulit karena mereka membawa keluarga. Ada kemungkinan mereka akan tinggal di Timur Tengah atau daerah lain."

"Kadang-kadang yang sudah berangkat sebagai keluarga, ada janda yang ditinggalkan karena suaminya mati, segera mereka kawin lagi dengan orang Afrika, Perancis, jelas bukan dari Asia Tenggara lagi dan itu memunculkan kemungkinan, karena kaitan keluarga, ekstremis Indonesia akan membangun kelompok di Eropa atau Afrika," kata Jones.

"Ini harus dipikirkan sebagai risiko," katanya.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > ISIS
 
  Munarman Ditangkap Densus 88 Polri terkait Baiat ISIS
  Operasi Penyerbuan Pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi 'pada Malam Berbahaya' Sekitar 2 Jam
  ISIS Dinyatakan Kalah Setelah Pasukan Koalisi Rebut Pertahanan Terakhir
  Ketua DPR Minta Aparat Keamanan Indonesia Respons Terukur Ancaman ISIS
  'Serangan Senjata Kimia Pertama' dalam Pertempuran Lawan ISIS di Mosul
 
ads1

  Berita Utama
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

 

ads2

  Berita Terkini
 
3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2