Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Politik
Anggota DPR: Perempuan Harus Masuk dalam Sistem Politik
2017-03-17 08:41:59
 

Ilustrasi. Gedung DPR RI, Senayan Jakarta.(Foto: BH/mnd)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends berpendapat perempuan perlu masuk dalam sistem politik, salah satunya menjadi bagian dalam proses legislasi, agar dapat berkontribusi lebih banyak bagi perjuangan kesetaraan gender dan pemenuhan hak-hak perempuan.

Dalam diskusi bertajuk "Breaking Gender Barriers" yang diselenggarakan UN Women, Uni Eropa, dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di Jakarta, Kamis malam, Mercy menjelaskan sejak akhir Orde Baru hingga pascareformasi kini perempuan menghadapi sintesa pertarungan, di luar ruang privat dan ruang publik, yang disebut "displacement".

"Kita menarik perempuan dari struktur berpikir dikotomis antara privat dan publik, untuk masuk ke dalam ranah baru antara lain ruang politik. Terjadi institusionalisasi ruang dimana perempuan harus masuk ke sana," kata dia, Kamis (16/3).

Meski diakuinya banyak tantangan bagi perempuan yang ingin menekuni bidang politik, namun perempuan wajib masuk dalam sistem politik untuk mendorong perubahan-perubahan besar yang akan membawa dampak positif bagi kehidupan perempuan.

Terlebih, saat ini keterwakilan perempuan di parlemen baru mencapai 17 persen dari kuota 30 persen yang ditetapkan melalui kebijakan afirmasi dalam sistem pemilu.

Hambatan pertama yakni tantangan domestik yang berlapis-lapis mulai dari keluarga, diri, kemiskinan, moral masyarakat, hingga isu kekerasan terhadap perempuan.

Sementara pada level struktural dan prosedural, perempuan dituntut untuk dapat mereposisi diri dan tangguh menempuh berbagai prosedur seperti menjadi bagian dalam struktur partai politik, mengikuti nominasi untuk calon legislatif, dan sebagainya yang prosesnya begitu panjang.

Tantangan terakhir berkaitan dengan mentoring dan jejaring dimana perempuan harus mampu melawan sentimen negatif dan struktur nilai yang telah terbentuk sedemikian rupa oleh diskriminasi laki-laki, yang menghalangi perempuan berkarir di bidang politik.

"Yang jelas perempuan harus berada dalam sistem (politik) agar tidak terjadi kekosongan perspektif perempuan dalam penentuan kebijakan publik," ungkap anggota DPR dari fraksi PDI-P itu.

Meskipun lebih banyak melakukan kerja legislasi dalam bidang energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup, Mercy tidak melupakan tugasnya untuk ikut menyuarakan aspirasi perempuan di parlemen.

Perempuan asal Maluku itu mengaku sedang membangun gerakan sipil perempuan berbasis kepulauan, yang dirasanya lebih menantang dibanding menggerakkan perempuan yang tinggal di kontinental pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, atau Kalimantan.

Perempuan-perempuan pulau dan pesisir, menurut dia, memiliki narasi dan pengalaman sendiri yang tidak mudah diungkapkan kepada wakil-wakil mereka di parlemen.(yd/Antara/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Politik
 
  Dasco Gerindra: Prabowo dan Megawati Tak Pernah Bermusuhan, Saya Saksinya
  Moralitas dan Spiritualitas Solusi Masalah Politik Nasional Maupun Global
  Tahun Politik Segera Tiba, Jaga Kerukunan Serta Persatuan Dan Kesatuan
  Memasuki Tahun Politik, HNW Ingatkan Pentingnya Siaran Pemberitaan yang Sehat
  Syahganda Nainggolan Desak Jokowi Terbitkan Inpres Agar Menteri Tak Bicara Politik Sampai 2023
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2