DENPASAR (BeritaHUKUM.com) – Pemerintah Provinsi Bali menolak rencana pemerintah pusat terkait rencana pengembangan Geothermal Bedugul. Penolakan ini merupakan penolakan yang ketiga kalinya yang dilakukan Bali.
Geothermal Bedugul, Tabanan, Bali merupakan satu dari 28 titik di seluruh Indonesia dari target yang direncanakan pemerintah pusat pada tahun ini. Rencana tersebut, kini dipastikan akan gagal menyusul penolakan yang dilakukan Pemprov Bali tersebut.
Penolakan tersebut didasarkan pada alasan bahwa proyek geothermal Bedugul sulit dilaksanakan baik dari segi kajian teknis ataupun sosial budaya. Belum lagi, Bedugul merupakan kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air bagi Bali.
Selain itu, hingga saat ini tidak ada jaminan akan ada kandungan panas bumi di Bedugul, yang bisa menghasilkan energi panas bumi yang besar untuk listrik. Penolakan terhadap Geothermal Bedugul merupakan keputusan yang sudah bulat
“Saya kira (penolakan atas geothermal Bedugul) bulat, masyarakat, dewan dan saya sendiri sebenarnya sudah kirim surat dulu waktu mereka ada permintaan tertulis untuk mengkaji kembali, membuka kembali, saya sudah buat surat bahwa itu tidak mungkin lagi,” tegas Gubernur Bali Mangku Pastika kepada wartawan di Denpasar, Bali, Rabu (4/1).
Sementara itu, Koordinator Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Bali Wayan Gendo Suardana menyatakan bahwa Geothermal Bedugul tidak ekonomis untuk dikembangkan, karena energi yang dihasilkan sangat kecil.
“Geothermal yang ada sekarang dengan 3 sumur, itu yang didapat geothermalnya hanya satu, bell 3 saja dan itu hanya menghasilkan 2 megawatt, 2 megawatt itu dalam praktek geothermalnya , itu hanya habis untuk membiayai dirinya sendiri, nanti dia tidak akan mencapai seperti yang diharapkan dan berhenti dan nanti biasa buat resort, villa dan segala macam,” jelas Suardana.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik memprediksikan jika Geothermal Bedugul mampu dikembangkan maka akan memberi tambahan cadangan listrik bagi Bali. Apalagi pada 2017 mendatang Bali akan membutuhkan pasokan listrik yang mencapai 1.000 megawatt. Kebutuhan Listrik di Bali diprediksi akan terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan hotel dan infrastruktur pariwisata lainnya.(voa/sut)
|