Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Duka Cita
Bapak Lee Kuan Yew Meninggal Dunia pada Hari Senin
Monday 23 Mar 2015 06:34:25
 

Obama memuji Lee Kuan Yew, pendiri Singapura modern yang meninggal pada usia 91 Tahun, sebagai 'luar biasa'.(Foto: twitter)
 
SINGAPURA, Berita HUKUM - Pendiri Singapura Bapak Lee Kuan Yew meninggal dunia pada Senin dini hari (23/3) di usia 91 tahun setelah menjalani perawatan di rumah sakit karena radang paru-paru selama sekitar satu bulan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kantor Perdana Menteri Singapura.

"Perdana menteri sangat berduka mengumumkan kematian Lee Kuan Yew, perdana menteri pendiri Singapura," demikian pernyataan resmi. Mantan perdana menteri pertama Singapura itu dilarikan ke Rumah Sakit Umum awal Februari. Ia mengalami pneumonia.

Pengumuman itu dikeluarkan menyusul pengumuman pekan lalu tentang kondisi mantan PM Singapura itu. Dalam pengumuman pertama, Lee disebutkan masih berada di ruang intensif dan kondisinya " semakin memburuk".

Pemerintah juga telah mengumumkan bahwa Lee, 91, terserang infeksi dan telah diberi antibiotik.

Reaksi

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan duka cita terdalam kepada keluarga Lee Kuan Yew, dan sama-sama berduka dengan warga Singapura.

Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan dirinya sangat sedih karena meninggalnya Lee dan menyampaikan rasa dukanya. Lee memimpin Singapura selama 31 tahun dan dinilai berhasil mentransformasikan negara kecil menjadi pusat keuangan global seperti sekarang.

Ia mundur pada 1990 tetapi tetap menjadi sosok yang penting. Putranya, Lee Hsien Loong, meneruskan jejak ayahnya sebagai perdana menteri.

Lee Kuan Yew berhasil mengubah pulau kecil Singapura menjadi negara dengan pencapaian ekonomi yang dikagumi di seluruh dunia. Dengan pandangannya yang amat pragmatis, Lee Kuan Yew berhasil mengubah Singapura dari sebuah pulau kecil yang tidak memiliki sumber daya alam menjadi sebuah keberhasilan ekonomi.

Penggabungan antara kapitalisme negara dan pribadi yang diterapkannya menjadikan Singapura sebagai sesuatu yang sering disebut pengamat sebagai 'keajaiban ekonomi'.

Di bawah kepemimpinannya, Singapura menjad sejahtera, modern, efisien dan bebas korupsi sehingga para investor asing berdatangan. Namun di balik keberhasilan ekonomi itu, banyak yang mengecam catatan hak asasi manusia di negara pulau tersebut.

Masa awal

Lahir pada 16 September 1923 di Singapura, Lee Kuan Yew merupakan generasi ketiga dari pendatang asal Cina.

Dia dibesarkan dengan pengaruh Inggris yang kuat dan kakeknya memanggilnya dengan Harry Lee, yang menjadi nama panggilannya pada masa kecilnya. Lee muda menjalani pendidikan di sebuah sekolah Inggris di Singapura namun pendidikan lanjutannya terganggu oleh pendudukan Jepang pada tahun 1942.

Selama tiga tahun dia terlibat dalam perdagangan gelap namun pada saat bersamaan menggunakan bahasa Inggrisnya untuk bekerja di departemen propaganda Jepang. Setelah perang, dia terbang ke London untuk belajar di London School of Economics, LSE, sebelum pindah belajar hukum di Universitas Cambridge.

Ketika hidup di Inggris dia menjadi pemuja Radio BBC World Service dan ikut serta berkampanye untuk kawan satu universitas yang mencalonkan diri sebagai anggota parlemen untuk wilayah pemilihan di Devon, di London barat. Lee -yang menganut ideologi sosialisme pada masa kuliah- pulang ke Singapura menjadi penasehat hukum serikat buruh yang terkenal.

Perdana menteri

Tahun 1954 dia mendirikan Partai Aksi Rakyat, PAP, dan sekaligus menjadi sekretaris jenderalnya yang pertama yang dijabatnya sampai hampir 40 tahun.

PAP meraih suara mayoritas dalam pemilihan umum 1959 dan Singapura lepas dari kendali Inggris. Tahun 1963, Lee kemudian membawa Singapura bergabung dengan Malaysia namun rangkaian kekerasan antaretnis membuat Singapura keluar dari federasi dan menjadi merdeka sepenuhnya. Walau lepas dari Malaysia, hubungan dagang dan militer tetap terjalin sementara Inggris mempertahankan pangkalannya di Singapura untuk mendukung pertahanan bersama Singapura dan Malaysia.

Dia pun mulai menerapkan program reformasi besar-besaran untuk mengubah Singapura dari yang pernah disebut 'limbah kemelaratan dan degradasi' menjadi negara industri modern. Dan tak ada yang bisa menyangkal keberhasilan Lee Kuan Yew dalam reformasi tersebut.

Pengekangan politik

Untuk menjamin keberhasilan transformasi Singapura itu, Lee menerapkan pengendalian politik yang ketat atas aspek-aspek kehidupan, yang membuat negara itu menjadi masyarakat yang paling diatur di dunia. Dia menangkap para pengkritiknya tanpa lewat pengadilan, membatasi kebebasan media dan penerbitan asing, termasuk menangkap sejumlah wartawan.

"Kebebasan pers, kebebasan media berita harus di bawah kebutuhan integritas Singapura," katanya suatu waktu. Untuk membenarkan tindakannya, Lee menuduh bahwa koran-koran didanai dari kepentingan luar negeri yang jahat.

Sebagian pengecamnya mengatakan tindakan itu tidak diperlukan karena dengan menguasai semua kursi di parlemen maka ada jaminan untuk dukungan penuh program-programnya tanpa mengambil langkah-langkah penindasan.

Lee, yang menegaskan dirinya anti-Komunis, malah dituduh menerapkan pemerintahan gaya komunis melalui kebijakan-kebijakannya. Namun berbeda dengan negara komunis pada umumnya, rakyat Singapura menikmati keuntungan ekonomi dari gaya kepemimpinan Lee. Dari tahun 1960 hingga 1980, pendapatan per kapita Singapura meningkat sampai 15 kali lipat.

Lee dan Deng

Israel menjadi model dalam program kependudukan karena negara kecil itu dikelilngi oleh musuhnya: negara-negara Arab.

"Seperti Israel kami harus melompati tempat-tempat lain di kawasan dan menarik perusahaan-perusahaan internasional."

Lee memahami pentingnya membangun hubungan yang baik dengan Cina, yang terbantu oleh hubungan baiknya dengan pemimpin Cina, Deng Xiaoping. Saat berkunjung ke Singapura tahun 1978, Deng mengungkapkan kekaguman atas kebijakan ekonomi Lee sementara Lee terkesan dengan reformasi yang diterapkan Deng di Cina.

Dalam upaya membangun Singapura, Lee juga menempuh langkah-langkah pemberantasan korupsi dan mewujudkan kebijakan rumah murah serta program industrialisasi untuk menciptakan lapangan kerja. Pada saat yang bersamaan dia merangkum etnis-etnis yang beragam untuk menciptakan satu identitas unik Singapura yang didasarkan pada multikulturalisme.

Masa kecilnya di sekolah tampaknya membuat dia percaya pada hukuman fisik. "Saya duduk membungkuk di kursi dan mendapat tiga kali (pukulan). Saya tidak pernah mengerti kenapa para pendidik di Barat amat menentang hukuman fisik. Tidak ada bahayanya bagi saya dan kawan-kawan di sekolah."

Rekayasa sosial

Kebijakan yang juga dilaksanakan dengan ketat oleh Lee adalah keluarga berencana dengan memberi hukuman kepada orang tua yang memiliki lebih dari dua anak lewat sistem pajak.

Namun belakangan Singapura mendorong agar para perempuan tamatan universitas memiliki lebih banyak anak dengan mengecualikan mereka dari kebijakan keluarga berencana, yang masih diperlakukan bagi perempuan yang tidak tamat universitas.

Pemerintah Singapura secara sistematis berupaya untuk membentuk warganya agar berperilaku sopan, tidak bising, menyiram WC, dan tidak mengunyah permen karet. "Kami disebut negara pengasuh," kata Lee dalam salah satu wawancara dengan BBC.

"Namun hasilnya adalah saat ini kami berperilaku lebih baik dan kami hidup di tempat yang lebih bisa diterima dibanding 30 tahun lalu," tambahnya. Walau menikmati standar hidup tinggi, sejumlah para pemilih muda mulai menolaknya dan bergeser ke partai oposisi namun tetap saja partainya menang pemilu dengan suara mutlak.

Tahun 1990 Lee mengundurkan diri setelah meraih kemenangan dalam tujuh pemilu dan merupakan perdana menteri dengan jabatan terlama di dunia.

Di bawah kepemimpinannya, Singapura bertransformasi dari negara berkembang menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Asia dan juga dunia.

Beberapa pihak berpendapat keberhasilan Singapura dibayar dengan pembatasan hak-hak pribadi dan media, namun formulanya jelas membuat Singapura, sampai saat ini, menjadi negara kecil dengan kekuatan besar.

"Di dunia yang berbeda, kita perlu menemukan niche (ceruk) untuk diri sendiri, satu sudut yang biarpun ukuran kita kecil, kita bisa tampil dengan peran yang berguna untuk seluruh dunia," jelasnya dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV Cina tahun 2005.

Lee Kuan Yew, yang lahir pada 16 September 1923 di Singapura, bukan hanya dikenal sebagai pendiri Singapura tapi juga sebagai salah satu tokoh penting ASEAN, bersama dengan Presiden Suharto dan Perdana Menteri Mahathir Mohammad. Untuk mengenangnya, kami kutipkan beberapa momen penting dalam kehidupan politiknya.

Mundur dari kursi PM

Tahun 1990 Lee Kuan Yew mengundurkan diri setelah menjabat perdana menteri selama 31 tahun. Dia digantikan oleh Goh Chok Tong pada 28 November 1990 namun Lee tetap berperan penting dalam kehidupan politik Singapura dengan jabatan menteri senior.
Goh Cok Tong menjabat PM hingga 28 November 1990 untuk digantikan oleh Lee Hsien Loong putra Lee Kuan Yew yang sudah disebut-sebut sejak awal akan mengantikan ayahnya.

Larangan terbang untuk Singapura

Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohamad, pada bulan September 1998 memberlakukan larangan terbang atas pesawat militer Singapura di ruang udara Malaysia. Larangan itu diperkirakan bisa menganggu operasi Angkatan Udara Singapura karena terbatasnya ruang udara untuk latihan pilot-pilotnya.

Malaysia mengatakan alasannya adalah udara Malaysia yang sudah terlalu padat, namun banyak yang menduga tindakan itu sebagai balasan atas penerbitan memoar Lee Kuan Yew pada tahun itu juga. Dalam memoar itu, Lee antara lain mengatakan Malaysia 'menggertak' Singapura pada masa 1960-an.

Mengkritik Malaysia terkait Anwar Ibrahim

Bulan Agustus 2000, Lee Kuan Yew -dalam kapasitas sebagai menteri senior- berkunjung ke Malaysia untuk pertama kalinya dalam waktu 10 tahun terakhir. Dalam kunjungan itu dia menuduh Perdana Menter Mahathir Mohamad mengambil langkah yang keliru dalam menangani mantan perdana menteri Anwar Ibrahim.

Anwar dicopot dari jabatan wakil perdana menteri pada September 1998 dan kemudian diadili dengan dakwaan sodomi. Dan saat ini Anwar -yang diganjar hukuman lima tahun penjara karena dakwaan sodomi lainnya- tetap menjadi 'ganjalan' bagi pemerintahan koalisi Barisan Nasional.
Menggugat oposisi

Lee Kuan Yew, sebagai menteri senior, dan Perdana Menteri Goh Chok Tong -pada November 2001- menggugat pemimpin kubu oposisi, Chee Soon Juan, dari Partai Demokratik Singapura.

Chee menuduh pemerintah Singapura memberi pinjaman sebesar US$9 miliar yang berasal dari dana umum untuk mantan presiden Indonesia, Suharto. Walau Chee sudah mengajukan permintaan maaf atas tuduhan yang disampaikannya, dia masih harus membayar ganti rugi sebesar US$110.000.

Komentar itu disampaikan Chee Soon Juan menjelang pemilihan umum yang digelar pada 3 November, dan dimenangkan oleh Partai Aksi Rakyat, PAP, yang berkuasa dengan meraih 82 dari 84 kursi di parlemen.

Meninggalkan politik

Tanggal 14 Mei 2011, Lee Kuan Yew dan mantan perdana menteri, Goh Chok Tong, mengeluarkan pernyataan mundur bersama dengan mengatakan 'saatnya untuk generasi yang lebih muda.' Lee menjabat perdana menteri sepanjang tahun 1959 hingga 1990 untuk digantikan oleh Goh hingga tahun 2004.

Di bawah pemerintahan Goh, Lee menjabat menteri senior dan beralih menjadi mentor menteri ketika Goh meneruskan jabatan menteri senior di bawah Lee Hsien Loong sebagai perdana menteri. "Setelah pemilihan umum, kami memutuskan untuk mengundurkan diri dari kabinet dengan memiliki tim menteri yang jauh lebih muda untuk berhubungan dan terlibat dengan generasi muda," tulis pernyataan keduanya.

Pengunduran diri kedua tokoh senior Singapura itu diambil setelah perolehan suara PAP terus menurun dengan mendapatkan suara 60% suara, turun dari 6&% pada tahun 2006 dan 75% tahun 2001.

Masuk rumah sakit

Lee Kuan Yew yang berusia 91 tahun dirawat di rumah sakit sejak 5 Februari 2015 lalu karena dilaporkan menderita pneumonia atau infeksi paru-paru.

Kantor perdana menteri Singapura saat itu mengatakan Lee berada di ruang perawatan intensif, ICU, dengan menggunakan bantuan alat pernafasan di Singapore General Hospital.

Dalam pernyataan akhir Februari, pemerintah mengatakan bapak bangsa Singapura itu tetap berada di ICU 'dalam keadaan dibius dan menggunakan alat bantu pernafasan'

Dan Rabu 18 Maret, sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan menyebut: "Lee Kuan Yew tetap beradalam dalam kondisi kritis di ICU dan memburuk lebih lanjut."(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Duka Cita
 
  Haedar: Terima Kasih Kepada Semua Pihak yang Mencintai Buya Syafii Maarif dengan Segala Dukungan
  Polres Pelabuhan Tanjung Priok Berduka, AKP Rumani Purba Meninggal Dunia
  Salim Segaf Berduka atas Wafatnya Habib Saggaf Ketua Utama Perguruan Al-Khairaat
  Jaksa Penuntut pada Kasus HRS Dipanggil Allah SWT Hari Ini
  Duka Mendalam Ditlantas Polda Metro Atas Kepergian AKP Suharni
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2