JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Seiring kedatangan Lady Gaga, artis ternama asal negeri Adikuasa, gerakan anti-FPI terus mendapat empati nyata dengan cara dukungan melalui akun Twitter @IndTanpaFPI. Berdasarkan pantauan BH, gerakan Indonesia tanpa FPI ini telah mendapatkan pengikut sebanyak 4,132 Followers, dalam tempo belum genap sebulan.
Awalnya, gerakan ini bermula dari adanya kasus Irshad Manji, seperti yang telah diberitakan sebelumnya, yakni perihal pelarangan diskusi Irshad Manji di Salihara, UGM, dan tragedi di LKIS. Awalnya, Indonesiatanpafpi itu guna merespon tindakan-tindakan kekerasan yang sering dilakukan oleh FPI selama ini. Khususnya kejadian terhadap penolak Irshad Manji, yang dinyatakan jelas-jelas Polisi tidak bersikap netral.
Tanpa diketahui di mana basis gerakan ini, yang jelas banyak respon terhadap gerakan maya ini. BH mencoba menanyai pelaku di balik layar Indonesiatanpafpi, bernama Agung Yudha.
Pihak Indonesiatanpafpi itu menyampaikan bahwa, “Apapun alasannya, pembubaran diskusi tidak dibenarkan, apalagi dg kekerasan. Ini melanggar hak berserikat, berkumpul dan berpendapat yg dijamin konstitusi. Dengan adanya tindak kekerasan yg menyertai, berarti telah terjadi juga tindak pidana.” Tulisnya melalui pesan elektronik.
Perihal tujuan adanya gerakan ini, Yudha menjelaskan, “Tujuan Somasi kami adalah menyampaikan kekecewaan sekaligus harapan sebagian masyarakat agar Kepolisian RI dapat bertindak lebih profesional dlm penanganan kasus2 kekerasan, dan dapat memberikan perlindungan n rasa aman bagi semua warga negara indonesia, TANPA TERKECUALI” nyata Yudha.
Kita ketahui, FPI memang sering melakukan tindakan-tindakan yang terbilang meresahkan publik. FPI sering melakukan sikap dengan cara-cara yang dianggap keras oleh masyarakat umumnya. Selain itu, publik pun kecewa terhadap pesan yang diusung oleh FPI, yakni agama. Korelasi antara pesan dan cara itulah yang dianggap publik tidak sesuai dengan Indonesia yang konon katanya menganut system demokrasi, terlebih pada rencana konser Lady Gaga.(bhc/frd)
|