AFGHANISTAN, Berita HUKUM - Setidaknya 36 orang tewas dan 110 mengalami luka-luka akibat serangan bom bunuh diri di kota Jalalabad di wilayah timur Afghanistan. Ledakan itu terjadi di luar sebuah bank ketika staf pemerintah dan personil militer menantikan gaji mereka, kata kepala polisi setempat.
Tidak ada kelompok yang menyatakan bertangggungjawab atas serangan itu, dan juru bicara kelompok Taliban mengatakan tidak terlibat.
Wartawan BBC di Kabul, Shahzeb Jillani mengatakan, serangan bom bunuh diri merupakan yang terbesar di Jalalabad dalam beberapa bulan terakhir.
Menurutnya, sebagian korban tewas dan luka-luka adalah anak-anak.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menyebut serangan bom bunuh diri ini sebagai "aksi teroris yang pengecut dan keji".
Bom kedua
Salah seorang saksi mata, Javed Khan, mengatakan: "Saya melihat banyak orang, mayat dan orang-orang yang terluka di tanah. "Ambulans tiba sangat terlambat, dan banyak orang tewas akibat luka-luka mereka."
Polisi mengatakan, mereka menemukan bom lain di dekat lokasi kejadian dan berhasil diledakkan dalam kondisi terkontrol.
Ledakan lain juga dilaporkan terjadi di luar sebuah kuil di Jalalabad pada Sabtu pagi, tetapi dilaporkan tidak ada korban. Kota Jalalabad sejak tahun lalu telah menjadi target serangan oleh kelompok Taliban.
Pada 10 April, kelompok Taliban melakukan serangan terhadap konvoi NATO di dekat bandara Jalalabad yang menewaskan tiga warga sipil.
Ledakan itu menghantam sebuah pasar yang ramai di dekat sebuah bank di Jalalabad, ibukota provinsi dekat perbatasan dengan Pakistan, kata para pejabat.
Seorang juru bicara ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.
"Itu sangat kuat dan menghancurkan banyak toko-toko dan kantor," kata Jenderal Fazel Ahmad Sherzad, kepala polisi provinsi untuk provinsi Nangarhar. Dia mencatat bahwa jumlah korban tewas kemungkinan bisa bertambah.
Penyerang, yang mengendarai sepeda motor, meledakkan bom sementara kedua personil militer dan sipil sedang menunggu untuk menerima gaji mereka dari bank, kata Sherzad.
Rumah Sakit Provinsi Jalalabad menerima lebih dari 150 orang yang terluka dan kewalahan, Dr. Najibullah Kamawal mengatakan kepada NBC News.
"Rumah sakit tidak mampu mengatasi dan membutuhkan darah. Kami menyerukan kepada warga untuk maju dan menyumbangkan darah," katanya.
Sementara ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, Taliban dengan cepat membantah keterlibatan apapun dan mengecam kebrutalan. "Kami menolak dan mengutuk ledakan terhadap warga sipil di dekat sebuah bank dan kuil di Jalalabad," juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid tweeted.
Ledakan lain dilaporkan dekat sebuah kuil di Jalalabad Sabtu pagi di mana tidak ada yang terluka, kata Ahmad Zia Abdulzai, juru bicara gubernur provinsi Nangarhar di.(BBC/nbcnews/bh/sya) |