VINA, Berita HUKUM - Cina telah mengusulkan kepada Korea Utara agar menghentikan uji coba rudal dan teknologi nuklir untuk "meredakan ketegangan". Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi mengatakan, pihaknya juga meminta agar Amerika Serikat dan Korea Selatan dapat menghentikan latihan militer gabungan, yang selama ini membuat murka Korea Utara.
Sikap Cina ini muncul setelah Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal dengan meluncurkan empat rudal pada Senin lalu, yang dianggap melanggar sanksi internasional.
Merespon uji coba ini, Amerika Serikat telah mulai mengerahkan sistem pertahanan peluru kendali yang disebut Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Pangkalan Udara Osan, Korea Selatan.
Berbicara di sela-sela pertemuan tahunan dengan parlemen Cina, Wang mengatakan kasus di semenanjung Korea mirip "dua kereta yang mempercepat jalannya menuju arah yang sama, dan tidak satu pun yang mau memberi jalan."
"Apakah kedua belah pihak benar-benar siap untuk sebuah tabrakan?" Wang bertanya.
Menurutnya, apabila kedua pihak menghentikan operasi militernya akan menjadi langkah pertama untuk meredakan ketegangan dan membuka kembali perundingan.
Sikap PBB
Sebelumnya, AS dan Jepang, Senin (06/03), meminta agar PBB menggelar pertemuan setelah Korut meluncurakn rudal balistiknya. Pimpinan dua negara itu menyebutnya "ancaman terbaru".
Dewan Keamanan PBB sebelumnya sangat mengutuk uji coba Korut ini tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap kewajiban internasional Korea Utara.
DK PBB, yang akan menggelar pertemuan pada Rabu, juga mengancam akan "mengambil langkah lanjutan" terhadap Korea Utara, yang bisa berarti sebagai upaya memberikan sanksi tahap kedua.
Sementara itu, AS kembali berusaha meyakinkan Beijing tentang penempatan sistem pertahanan rudalnya di Korea Selatan.
Menurut AS, THAAD dirancang untuk melindungi Korea Selatan, dan keberadaan tentara AS yang ditempatkan di negara itu dari kemungkinan serangan rudal Korea Utara.(BBC/bh/sya) |